Perang Suku di Timika, Papua (FOTO/ILS) |
Hingga saat ini, kata
dia, banyak korban kedua kubu mencapai puluhan orang baik perempuan dan
laki-laki yang kena anak panah, mereka berobat dirumah sakit RSUD dan Rumah
sakit Karitas, ada yang sudah meninggal ada juga yang luka-luka berat dan
ringan, Kami belum bisa memastikan jumlah korban dengan identitas lengkap.
Didalam perang suku banyak oknum terlibat yakni
Inteljen Negara Indonesia (BIN), Tni-Polri, “Memfasilitasi seperti makanan,
minuman, Transportasi, “Ujarnya. Mereka.
"PT.
Freeport Indonesia juga ikut memfasilitasi berupa makanan dan Tranportasi untuk
antar jemput menggunakan Bus Karyawan milik PT Freeport. Dari Tembagapura ke
Timika, tujuan masyarakat untuk perang saudara dengan suku yang ada di Timika.
Dan dari sumber lain
juga mengatakan “Perang suku ini terjadi karena pemerintah membuka jalan trans
Timika ke Wagete (Paniai-Nabire) tanpa persetujuan pemilik ulayat tanah,
termasuk pemberian ijin kepada pengusaha tanpa sepengetahuan pemilik ulayat
tanah.
Toko adat dan Toko
agama telah melakukan berbagai upaya penyelesaian konflik ini tetapi sudah
tidak sanggup sehingga mereka meminta Pemerintah Provinsi Papua agar segera
menyelesaikan polemik yang sudah lama berlangsung ini.
Menurut pengakuan seorang mahasiswa Timika, Situasi terakhir di Kota Timika, keadaan sangat darurat sehingga aktivitas warga Papua masih tegang, karena pada
malam hari kelompok-kelompok gelap alias "BMP, BAIS, BIN juga ikut menakut-menakuti dan
mengancam warga sipil" dengan menggunakan Mobil kaca gelap berpatroli keliling
Kota Timika mereka
berniat jahat untuk membunuh warga sipil. (SI)
Jackson Ikomouw