Rabu, 30 April 2014

INI PERNYATAAN SIKAP, ALIANSI MAHASISWA PAPUA (AMP) KOMITE KOTA BANDUNG

Unjuk rasa AMP di Gedung Sate (Foto: Oris/Okezone)
Unjuk rasa AMP di Gedung Sate (Foto: Oris/Okezone)
Amerika serikan dan Indonesia melalui PBB telah memainkan  peran Politik di atas tanah papua, rakyat papua yang masih memiliki Hak untuk Menentukan nasibnya sebagai bangsa yang merdeka. Namun karena kepentingan amerika dan Indonesia sehingga pada 1 mei 1963 administrasi Papua di masukan secarah paksa Oleh Indonesia.
 
Berbagai operasi militer dilancarkan oleh Indonesia untuk menumpas gerakan prokemerdekaan rakyat Papua.
 
Setelah wilayah Papua dimasukan secara paksa lewat manipulasi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) oleh Indonesia tahun 1969, wilayah Papua dijadikan wilayah jajahan. Indonesia mulai memperketat wilayah Papua dengan berbagai operasi sapu bersih terhadap gerakan perlawanan rakyat Papua yang tidak menghendaki kehadiran Indonesia di Papua.
 
Hari ini 1 mei 2014, tepat 51 Tahun, Indonesia masih saja menunjukan watak kolonialisnya terhadap rakyat Papua. Berbagai peristiwa kejahatan terhadap kemanusiaan terus terjadi di Papua, hutan dan tanah-tanah adat dijadikan lahan jarahan bagi investasi perusahaan-perusahaan Multy National Coorporation (MNC) milik negara-negara Imperialis.
 
Pembungkaman terhadap ruang demokrasi semakin nyata dilakukan oleh aparat negara (TNI-Polri) dengan melarang adanya kebebasan berekspresi bagi rakyat Papua didepan umum serta penangkapan disertai penganiayaan terhadap aktivis-aktivis  Papua.
 
Bertepatan dengan 51 tahun yang menjadi hari aneksasi papua ke dalam Indonesia. Maka, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), "menuntut atau mendesak"  Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segerah;
 
Pertama; Berikan kebebasan dan Hak Menetukan nasib sendiri sebagai solusi Demokrasi bagi rakyat Papua Barat.
 
Kedua; Menutub dan menghentikan aktifitas eksploitasi semua perusahan MNC milik negara-negara Imperialis. Serpertinya: Freeport, BP, LNG Tangguh, Medco, Corindo, dan lain-lain.
 
Ketiga: Menarik militer Indonesia (TNI/POLRI) organik dan non-organik dari seluruh tanah Papua. Demi menghentikan segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan di tanah Papua.
 
Keempat; Kami dari AMP mengucapkan terimakah atas dukungan Diplomat Free West Papua Campaign yang telah membuka Kantor Free West Papua Campaign di Australia.
 
Tuntutan yang Kelima; Serta, Aliansi Mahasiswa Papua juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah dan masyarakat Australia yang telah mendukung Free West Papua Campign. Maka, Kantor Free West Papua Campign secara resmi di buka.
 
 
Pernyataan sikap dari Aliansi Mahasiswa Papua di bacakan, oleh; Ferry Kogeya, Tepatnya di depan Gedung Sate, jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat. Kamis, (1/5/15) Siang tadi.
 
 
 

PILPRES INDONESIA DAN KONSEP “MERDEKA “DI TANAH PAPUA

Oleh: Frans Bobi*)
 
Frans Bobi.FOTO/Dok
PEMERINTAH dan pelaku politik praktis Indonesia sudah lama menjadikan konsep Papua merdeka sebagai issue politik yang tepat guna mereka merebut kekuasaan empuk di Negara Indonesia. Masalah Papua Merdeka tidak hanya dibicarakan kalangan tertentu di negara ini, akan tetapi pembahasan panjang hingga di dunia internasional. Negara Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, sampai tahun-tahun terakhir, isu ini selalu menjadi sejumlah agenda agar pulau Papua tetap berintegrasi.

Ada beberapa hal yang harus di ketahui oleh rakyat Papua, khususnya para politisi Indonesia asal Papua, kalangan kaum tertindas, para pejuang, kalangan akademisi, bahwa. Isu Papua merdeka selalu dijadikan suatu mof politik untuk mendapatkan/kemenangan. Sebab mereka merasa bahwa, jika berkampanye dengan agenda isu politik maka akan menyedot perhatiannya rakyat Papua. 

Contohnya beberapa kali Calon gubernur di tanah Papua, selalu mengedepankan isu Papua merdeka, namun setelah terpilih melupakan isu yang di jual kepada warga pemilik hak suara. “saya berjuang karena menggingat tulang-belulang warga sipil Papua yang mati memperjuangkan kemerdekaan,”tutur seorang calon gubernur periode berjalan ini, di panggung kampannyenya di tanah Papua. 

Berbagai adegan politik selalu mengatasnamakan isu “konsep”papua merdeka oleh orang Papua maupun Pemerintah Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Presiden Indonesia siapapun ataupun gubernur Papua siapa tidak akan memperjuangkan hak-hak dasar warga sipil Papua sebagai hak asasi yang mendasar. Sebab itu yang bisa memerdekan Papua adalah orang Papua/warga sipil sendiri yang memiliki sikap, perilaku, tata karma, dan memahami krakter dan pengalaman hidup serta sejarah perjuangan orang Papua. 

Terkesan banyak orang Papua belum memahami, mengerti ideology ke-Papua-an, artinya perasaan, jiwa, sikap, warga sipil yang berkehendak luhur untuk keluar dari cengkreman atau ke-indonesia-an, belum dipaham baik oleh para elit politik Papua sendiri. Bahkan isu atau kehendak luhur warga sipil Papua yang murni dan luhur dijadikan sebagai sebuah isu guna mendapatkan sesuatu. 

INDONESIA PAHAM KELEMAHAN ELIT ORANG PAPUA

Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat Papua (alias Pepera) tahun 1969, dilaksanakan seluruh persada bumi Papua. Indonesia memahami karakter orang Papua, bahwa siapa yang di tokohkan berbicara maka seluruh warganya akan mendengar mereka. Konsep ini sebagai dasar dan mengambil beberapa orang Papua bawa ke Jakarta untuk menentukan penetuan itu. Disana (Batavia), tidak dilaksanakan demokrasi penentuan atau one man one food, tetapi disodorkan dengan sejumlah material untuk meredam. 

Proses pembangunan dan pemerintah di tanah Papua terus berjalan, tak kalah isu kemerdekaan diwarnai dengan berbagai aksi Papua merdeka dilaksanakan dimana-mana bahkan di tingkat internasional. Tanpa mementingkan pentingnya harga diri manusia Papua, para pimpinan pemerintah dan elit politik di tanah Papua menerima tawaran kedua yakni menerima Otonomi khusus[UU Otsus]. Salah satu cara pemerintah Indonesia, dalam UU tersebut membahas tentang Majelis Rakyat Papua [MRP]. Dalam posisi dan kedudukan MRP membahas sejumlah hak-hak dasar rakyat Papua namun semua terbungkam, karena kepentingan. “ya Indonesia menjadi UU Otsus dan MRP sebagai tameng untuk membujuk 45 orang MRP itu. 

Dianggap UU Otsus tidak mampu meredam isu politik [konsep merdeka], maka cara ketiga yang di lakukan pemerintah Indonesia guna mempetahankan Papua dalam bingkai Kesatuan Indonesia adalah dengan materi Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Barat [UP4B]. program inipun tujuannya sama, maka cara lain di tempuh untuk meredam konsep”Merdeka” adalah Otonomi Plus. Empat cara ini tujuannya sama. 

Berangkat dari beberapa aspek kelemahan elit politik orang Papua, maka saya simpulkan bahwa, Konsep ‘Merdeka” berada dan terjepit antara 4 tahapan bentuk penjajahan, atau saya sering menyebutnya; PEPERA pertama, tahun 1969, PEPERA kedua UU OTSUS dan MRP, PEPERA ke-tiga UP4B, dan PEPEPRA ke-empat adalah OTONOMI PLUS. 

Selanjutnya, kembali soal pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode mendatang, mau mengatakan bahwa semua calon akan mengkampanyekan isu “KONSEP PAPUA MERDEKA”, merupakan isu politik yang subur guna meraup perhatian rakyat Papua. Antara para calon presiden yang digembar gemburkan orang Papua tidak bisa mengatakan dia baik atau si dia akan memerdekakan rakyat Papua. Contohnya PRABOWO… adalah komandan Kopasus dan pencetus operasi militer di tanah Papua dan Aceh. Sekian ribuh nyawa warga sipil Papua hilang dalam operasi militernya. JOKOWI, adalah anak emas dari Bung Karno dan Bung HATTA, maka nasionalisme Papua tidak ada dalam benak JOKOWI, yang ada hanyalah konsep MENG-INDONESIA_kan PAPUA sebagai bagian dari NKRI. Sama juga dengan capres yang lain. 

Di akhir artikel ini mau mengatakan ada dua hal yakni; [1], yang bisa memerdekan Papua adalah orang Papua sendiri atas perjuangannya, [2]. Untuk mewujudkan konsep “MERDEKA”sebagai ideology bangsa Papua maka jangan cepat percaya atas isu kampanye yang beragendakan “konsep Papua Merdeka”. *****(HTC).



Penulis adalah: Wartawan Senior di Papua

PETRUS YOUW: PEMILIHAN LEGISLATIF DI DAPIL I PANIAI TAK SESUAI ATURAN


PANIAI, SUARA INDEPENDEN – Calon legislative dari Partai PP Dapil I Kabupaten Paniai Nomor Urut 5 Petrus Youw, S.IP. menilai pemilu legislatif (Pileg) 2014 di Distrik YATAMO tidak sesuai  dengan mekanisme dan atau aturan, serta keinginan masyarakat.  Hal tersebut disampaikan , Youw Via Handphone, Kepada www.kaumindependen.blogspot.com, Rabu, (30/4). Sore tadi.

Sebenarnya masyarakat yang memiliki hak untuk memilih datang ke TPS dan memberikan hak suaranya pada tanggal 9 April 2014, sampai saat ini bermasalah karena ada kepentingan tertentu dengan kekerasan oleh seorang Pejabat Sekretaris di dinas Pertambagan di Paniai Thedorus Tekege, Theo Tekege Mendukung kakaknya Andreanus Tekege yang ada caleg dari Partai PAN Nomor urut 5.

Pada tanggal 10/4/14 ketua PPD distrik Yatamo Pulangkan Keamanan yang Pam di distrik, pada hal pemilihan Legislatif (Pileg) belum selesai, kami masyarakat bingun kenapa sampai keamanan di pulangkan lebih dulu oleh ketua PPD…? Jadi ternyata PAM di pulangkan dulu lalu berita Acaranya di bawa kabur, dan mereka rekap di yaba Kab.Deiyai Rumahnya Mikerla Mote anggota PPD di Distrik Yatamo.

Ketua dan Anggota Panitia Pemilihan Distrik (PPD) Yatamo Kabupaten Paniai, Telah kabur dari tanggal 10/4/14 sampai saat ini, Alias membawa lari rekapan suara dari Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Tingkat Kampung yang ada di wilayah distrik Yatamo yaitu; Kampung Epouto,Kampung Uwebutu,Kampung Wotai dan Kampung Keniapa. Pada hari Kamis (09/4) siang.

Rekapan dari Kampung Epouto sudah serahkan di PPD dan Kampung yang lain seperti Kampung Wotai,Uwebutu dan Keniapa belum serahkan masih dalam perjalanan ke kantor distrik yatamo lalu Ketua PPD Melkias Youw,S.P.

 Bacakan nama-nama yang menjadi DPRD Perwakilan dari Yatamo adalah; Yohanes Tatogo dan Marius Tekege, yang satunya dalam hati saya ,,,,Ungkapnya :Melkias Youw (Selaku Ketua PPD Yatamo) Hasil suara dari lapangan di tingkat kampung masing-masing, Marius Tekege jumlah suara yang diperoleh dari kampung Epouto 1.400 suara bukan 3000 suara, sedangkan Emanuel You Perolehan jumlah suara 1.200 suara dari kampung Uwebutu dan Petrus You Perolehan jumlah suara 1.500 suara dari kampung Wotai dan juga Anton Bunai Memperoleh jumlah suara 1.100 suara dari kampung Keniapa.

Ketua dan Anggota Panitia Pemilihan Distrik (PPD) Yatamo Kabupaten Paniai akomodir, Ibu Yuliana Tatogo Perolehan suara 700 suara bukan 1050 suara dari kampung Uwebutu, sedangkan Andreanus Tekege Jumlah Perolehan suara 300 suara, bukan 3000 suara dari kampung Wotai. Karena Anggota PPD Mikerla Mote Bacakan di Pleno KPU Kabupaten Paniai, Andreanus Tekege memperoleh 3000 suara dan itu tidak benar.
“Mikerla Mote memihak kepada Andreanus tekege karena ada hubungan baku Ipar; Jelasnya… Pada saat pembagian LOGISTIK di Distrik Yatamo, Ketua PPD Yatamo Melkias You,S.P tidak perna turungkan Berita Acara Model C1 Ke tingkat Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) dan tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) di kampung masing-masing tetapi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Paniai, Papua, Ham Nawipa S.Sos, memberanikan diri melanggar aturan Kode Etik karena suara yang bermasalah dari distrik Yatamo tidak melalui Prosedur/aturan yang ada.

"Ketua dan anggota PPD YATAMO itu sekarang tak tahu mereka di mana. Kami sudah koordinasi dengan Kapolres dan Panwas Paniai. Tertanggal 12/4/14 pagi, tetapi itupun tidak ter akomodir dan Ini jelas pelanggaran Pemilu,dan jumlah suara yang kami peroleh dari lapangan tolong di kembalikan; Tegasnya……….

Selasa, 29 April 2014

ARNOLD AP : PAHLAWAN MUSIKOLOGIS!


Oleh:  Titus Pekei





MENDIANG ARNOLD AP, 26 APRIL 1984 - 26 APRIL 2014.

Ia seorang putra pulau alam tanah Papua,
Ia akademisi, antropolog dan musisi pada masanya,
ia menghadirkan karya2nya luar biasa tanpa batas.
ia menyatukan lewat syair, terus menyapa kaumnya,
ia menitipkan semangat pada zamannya, menatap jauh,
ia lahir 1 Juli 1945 dan diambil - 26 APRIL 1984 = 30 Thn silam.
ia tlah tiada, jiwanya hidup bersama kaumnya.

ia manusia menyemangati manusia secara konsisten,
ia penerus mata budaya leluhur lewat syair hingga kini,
ia mengangkat dan menyapa alam dan penghuninya,
ia mengingatkan kaumnya tetap semangat bersyair,
ia mengikat batin lewat karya syairnya, tanpa bantas zaman.

ia seorang musisi khas,
ia seorang penyair unik,
ia seorang gitaris alami,
ia seorang penyanyi budaya luhur,
ia seorang penghibur tanpa batas,

ia maha guru yg patut di tiruh oleh kaumnya,
ia pahlawan penyemangat dari sanubari,
ia konsisten sampai 26 April 1985,
jasamu dikenang selamanya.
jasamu tetap hidup selamanya.
salam mendiang, Arnold Ap.
26 April 1984 - 26 April 2014.



Penulis adalah: Penggagas Noken Papua ke Dunia UNESCO


ARNOLD AP, PAHLAWAN MUSIKOLOGIS!

Oleh: Titus Pekei*)
 
Arnol Ap, Musisi Budaya Papua. (FOTO/Dok)
Setiap tanggal 26 April semua orang Papua mengenang ARNOLD AP. Pada Hari Sabtu, 26 April 2014 ini, dalam status facebook saya menulis ARNOLD AP : PAHLAWAN MUSIKOLOGIS! Merupakan satu ungkapan batin dalam mengabadikan kebesaran jiwa dan raganya. Ia secara konsisten mengangkat segala ungkapan batin kaumnya dan mensyairkan dalam lagu-lagu secara unik dan khas secara Papuani. Ketika itulah, ia menyampaikan manusia penghuni alam Papua harus berkepribadian sebagai manusia Papua. Semasa hidupnya pun ia terus menjiwai alam dan penghuni dengan syair lagu-lagu yang dihayati, yakkini di hampir semua suku bangsa yang ada diatas tanah Papua mengenal, seraya kenang di tanggal 26 April ini.

Peneliti Ekologi Papua mengenal dan mendalami jejak seorang Arnold Ap, dari syairnya dan konsistensinya hingga korbankan dirinya secara badan dan jiwanya tetap hidup besama lagu-lagu mambesak ditengah kaumnya, seraya mendengar lagu mambesak menulis puisi dan komentar ini, hanya mau mengatakan bahwa di tanah Papua adalah “PAHLWAN Musikologi”, dan sangat layak menyebut dan mengkukuhkan sebagai “PAHLAWAN MUSIKOLOGIS”. Namanya pahlawan bukan kaumnya mengemis ke mana dan siapa? Karena mereka mengenal dan ia sudah menyatukan hati, pikir dan sikap kaumnya agar tetap mencintai budayanya, syairnya, puisinya dan segala karyanya dalam menggenapi karya budaya diri sebagaimana teladan leluhur, alam dan penerus.

Pahlawan biasa dikenal atau sebut kepada orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, dengan pejuang yang gagah berani tanpa menyerah dengan bujukan atau apapun namanya. Sedangkan Musikologis ;

Musikologis adalah berkaitan dengan ilmu musik (lihat mambesak) sebagai aspek historis sosiologis dan akan lebih mantap komplit ketika dipahami secara menyeluruh siapa Arnold Ap (1945) menjadi mata rantai budayawan lewat syair,sastra, dan lainnya sebagai antropolog, akademisi, musisi mambesak yang terus menyapa tanpa batas dan manusia papua pantas merayakan hari mendiang sebagai Pahlawan Musikologi. 

Siapa dia, mendiang seorang Putra Asli Papua bernama ARNOLD AP. Apalah arti sebuah nama, itu pentingkah? Arnold adalah nama yang di anugerahkan oleh orang tua dan AP adalah marga diri seorang Arnold sebagaimana layaknya dalam komunitas masyarakat yang menganut patrilineal di tanah Papua. ia lahir 1 Juli 1945 dan diambil - 26 APRIL 1984 = 30 Thn silam. 


Tentu pula, pihak lain dapat menilai pakai kaca skeptisisme tetapi kenyataan tidak bisa terbantahkan dan akan abadi besama kaumnya, seraya menanti patung pengabadian jasa-jasa mending kenang sambil mendengarkan suaranya dengan alunan gitar dan suara dirinya menyapa kaumnya tanpa batas. Saya terinspirasi untuk menuliskan pahlawan musikologis sebagai bagian dari unsure kebudayaan universal yang ia jiwai dari tanahnya, masyarakatnya dan layak kalau disebut bapak budayawan, antropolog dalam karya nyatanya, musisinya ketika dengar mambesak seraya kenangnya sampai dibunuhnya. Untuk itu, masyarakat, pemerintah daerah di tanah Papua harus punya sikap untuk mengabadikan dengan Patung ARNOLD AP : PAHLAWAN MUSIKOLOGIS! Sebagai pembakar semangat menyatu menggali budaya dirinya.



Penulis adalah; Penggagas Noken Papua, dari Ekologi Papua


Komnas HAM: Negara Gagal Damaikan Papua



Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menilai negara sudah gagal mendamaikan Papua. Sebab, masih maraknya kasus pelanggaran hak asasi manusia di pulau cenderawasih itu. 
 
"Seluruh komisioner sudah berbicara, dan Komnas HAM melihat Papua sebagai daerah rawan pelanggaran HAM," kata komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, di kantornya, Jakarta, Senin, 28 April 2014.
Saban hari, kata Natalius, kerap terjadi kasus kekerasan di Papua. Pelanggaran pun sering melibatkan aparat keamanan. "Kami sudah melihat berbagai kekerasan pelanggaran HAM," ujarnya.
Lantaran banyaknya pelanggaran hak asasi manusia, Komnas HAM membentuk tim audit HAM Papua. "Tim ini mengaudit aspek pelanggaran hak-hak sipil, ekonomi, sosial, dan budaya," tutur Natalius.
Tak hanya itu, Natalius menjelaskan, tim ini juga melihat apakah pendekatan militer di Papua cukup baik atau buruk. "Maka, kami melakukan audit menyeluruh di Papua. Kami ingin masyarakat Papua hidup aman," ucapnya.
Senin, 28 April 2014, pejuang HAM dari Papua melaporkan tiga kasus besar pelanggaran HAM ke Komnas HAM. Dua di antaranya adalah kasus penembakan, sisanya kasus penyiksaan.
Sumber: Tempo.co, 29 April 2014
Ket foto: Natalius Pigai

KURANGNYA PENGAWASAN TERHADAP PROYEK-PROYEK DI KABUPATEN DEIYAI

Oleh: Aleks Pigai*)

Hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh CV yang ada di kabupaten deiyai di lakukan, ketikan proyek di percayakan untuk melakukan pembangunan, di tinggalkan begitu saja pada hal dana besar-besaran di cairkan oleh Pemerintah Kabupaten Deiyai untuk membangun tempat belajar.

Ada bangunan yang di tinggalkan setelah di naikan daun sen saja, ada juga bangunan yang di tinggalkan tanpa lantai dan banyak hal lain lagi, salah satu contohnya SD YPPK Wagomani dan SD YPPGI Demago Distrik tigi barat kabupaten Deiyai, Kedua SD ini di tinggalkan begitu saja pada hal belum selesai sampai tuntas, SD YPPK Wagomani di tinggalkan tanpa lantai dan kaca sedangkan SD YPPGI Demago di tinggalkan begitu saja tanpa papan, lantai dan kaca, keluhan masyarakat di kedua sekolah ini adalah kenapa belum selesai bangunan kemudia di tinggalkan begitu saja, pada hal pemerintah mengalokasikan Dana untuk membangun tempat belajar, tempat membentuk generasi yang akan mewarisi Bangsa lebih khusus pada kabupaten Deiyai.

Jika hal ini selalu terjadi terus, kapan kita mau maju dan siapa yang datang membangun Daerah kita Tercinta Deiyai ini, mewakili mahasiswa Deiyai yang ada di seluruh Indonesia menegaskan kepada Pemerintah Kabupaten Deiyai jika mencairkan dana untuk mengerjakan Proyek tertentu perlu pengawasan sampai proyek itu selesai dan jangan Cuma semua pejabat mendar-mandir saja, Fokus untuk mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab anda sekalian.

Pendidikan di setiap sekolah yang jaraknya jauh juga tidak berjalan maksimal di sebabkan karena penerimaan gaji guru tanggalnya belum jelas sehingga guru-guru satu minggu, dua minggu dan tingga minggu bahkan sampai satu bulan hanya tinggal menunggu Gaji mereka di ibu kota kabupaten Deiyai, sementara anak-anak sekolah terlantar karena tidak adanya guru, itu juga kurang pengawsan dari atasan kepada bawahan, tandas salah seorang Guru di kabupaten Deiyai yang bertugas di pedalaman.

Kepada Pemerintah Kabupaten Deiyai kalo kerja tolong kerja secara konsisten jangan asal jadi pemerintah adalah wakil Allah jika anda hanya bermain-main dan melakukan hal yang tidak di inginkan Tuhan maka akibatnya sangat berbahaya di akhirat.

MILITER INDONESIA DI TIMIKA, KEMBALI MENEMBAK MATI RAKYAT SIPIL

Oleh: Hagoma*)
Timika Papua, Senin 28 april 2014 pukul 05:00 WIT.  Militer Indonesia yang bertugas di Timika, Papua telah membunuh dan atau menembak mati,  Musa Janambani , di Jl.SP 4 , Distrik. Nawarifi , Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Konflik kelompok yang terjadi di timika Papua antara dua kelompok Dani, dan Amugme, Moni yang terjadi pada awal januari 2014 lalu ini, belum aman sampai kini melalui via telepon oleh Salina mengungkapkan bahwa Musa Janambani adalah salah satu tokoh masyarakat dan Kepala Suku Moni dinyatakan meninggal pada 28 april 2014, 06:35 di Kec Nawarifi Sp 4, Musa di tembak mati  oleh TNI/POLRI dengan dua tembakan dibagian kepala dan leher hingga menewaskan korban dan membuat rekayasa seakan pelakunya dari kelompok dani. salah satu pemuda yang tak mau identitasnya disebut menyaksikan pembunuhan tersebut  oleh pihak keamanan atau TNI/POLRI. Dan  menyampaikan hal tersebut kepada pihak korban yang membuat keluarga korban bertanya tanya keterlibatan Keamanan dalam konflik kelompok ini unsurnya apa?

Dengan melihat hal seperti ini bisa diungkapkan bahwa tindakan oleh pihak keamanan merupakan modus politik, dan kekuasaan yang ditanamkan di tanah Papua.

Keamanan merupakan pelindung mesyarakat sesuai visi dan misi Melindungi dan mengayomi keterlibatan keamanan dalam mengamankan konflik yang terjadi pun tidak sampai pada sasaran bahkan DPRD,  DPRP, Pemerintah daerah dan pemerintah provinsi seakan membiarkan hal ini terus menerus terjadi. Sebagai pemimpin dan anak daerah seharusnya persoalan seperti ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin oleh pihak – pihak yang berwenang dengan melibatkan kedua konflik kelompok tersebut.

Kekhawatiran pun terjadi di kalangan mahasiswa yang berkumpul diasrama Intan Jaya Condong catur Sleman Yogyakarta. Membahas persoalan konflik yang terjadi di timika Papua dan mengambil kesimpulan bahwa yang terjadi ditimika Papua bukan merupakan perang suku melainkan Konflik kelompok dengan melihat realita keterlibatan TNI/POLRI dalam konflik yang terjadi sehingga, mahasiswa akan mengambil suatu tindakan tegas dengan macet kuliah atau cuti kuliah dan tindakan tersebut akan menyuruh seluruh mahasiswa papua yang berada di berbagai daerah di Indonesia yang sedang mengenayam pendidikan untuk mengikuti tindakan yang akan diambil oleh mahasiswa papua di yogyakarta. Jika persoalan konflik suku yang terjadi ini tak bisa diselesaikan dalam waktu yang dekat.

Sabtu, 26 April 2014

Laki-Laki Besar, Fatule’u

Mereka gunung, juga punya hubungan saudara
Batu Gunung Fatuleu

Nuale'u
Telur Burung Saliti

Di pulau Timor, ada batu yang tingginya mencapai 875 mdpl, terkenal dengan nama gunug Fatule’u. Kalo anda pernah mengunjungi Kota Kupang, lalu anda pergi ke pantai Kopan yang sekarang lebih terkenal dengan nama pantai Tedys, anda akan melihat batu ini. Diantara semua gunung batu yang berjejer disepanjang pantai Kabupaten Kupang, Fatule’u paling tinggi. Sebenarnya Fatule’u yang kita lihat itu ada 3 rumpun: Tiuknen, Su’oko, dan Fatule’u. Su’oko ini yang kemudian menjadi penjaga kedamaian Fatule’u dan manusia yang hidup disekitarnya.

Jarak tempuh dari kota Kupang menuju Fatule’u makan waktu 2 jam dengan kendaraan bermotor. Ada kali besar, kali Lili namanya; anda harus melewati 2 desa lagi Oelkuku dan Tolnaku, untuk sampai di Nunsaen tempat Fatule’u berada. Sekarang, 2014 jalannya sudah lumayan bagus, bisa dilalui dengan mudah. Kecuali, saat musim hujan.

Suan - Jalal, marga keturunan penjaga Fatule’u. Rupanya, batu ini punya sejarah. Ada roh yang mendiami wilayah batu. Kita harus minta izin masuk dan pamit. Demikian yang disampaikan oleh Wardenes Suan, Trianus Suan, dan yang tertua Tinus Suan. Nuale’u, yang artinya “gua keramat” terletak disebelah timur tepat di bawah batu gunung Fatule’u. Disinilah tempat persembahan tetes darah binatang berupa ayam merah atau babi. Bagi siapa saja yang ingin mendaki, menginap, bersemedi, atau minta restu agar sukses di kehidupan, wajib mempersembahkan ayam atau babi. Syarat lainnya sirih pinang dan uang yang ditaruh dalam “oko mama” dan sopi. Bahasa yang digunakan untuk bicara dengan roh penjaga gunung juga berbeda. Tidak semua orang Timor mengerti bahasa ini. Orang Timor biasa bilang “Natoni”.

Dalam Natoni artian bahasa yang disampaikan intinya bicara tentang hubungan gunung-gunung yang ada di pulau Timor. Mulai dari Atambua, Kefa, Mutis di TTS, Soe, dan Kupang. Mereka, gunung, juga punya hubungan saudara. Ada yang perempuan, ada laki-laki. Fatule’u disebut sebagai laki-laki besar, dia juga yang menjaga saudara-saudara disekitarnya: ada Fatuflolo, Fatubibi, dan Fatutimo.

Sekitar tahun 2000an, pernah ada konflik antara pihak pemerintah dan pengusaha versus masyarakat Nunsaen karena Batu gunung Fatule’u. Pihak pengusaha menemukan kekayaan sumber daya alam berupa marmer pada Fatule’u. Mereka mau tambang tapi masyarakat, terutama keturunan penjaga gunung tidak setuju. Ada LSM lokal yang membantu mengadvokasi masyarakat dan mereka berhasil menjaga keutuhan gunung Fatule’u hingga sekarang.

Dipercaya juga oleh masyarakat setempat, gunung Fatule’u bisa memberikan tanda bahwa di negri ini akan ada kematian orang-orang besar. Peristiwa PKI dan kematian Presiden RI pertama Soekarno, 1965 - 1967, Ibu Tien Soeharto, dan lengsernya Orde Baru hingga kematian Soeharto, Fatule’u telah memberi tanda. Orang-orang tua disini melihat tanda bahwa saat batu-batu besar dari Su’oko-Fatule’u jatuh “tabuang” menuju “Oe-nitu” (air keramat) saat itulah akan terjadi peristiwa besar di Indonesia.

Balik lagi ke Nuale’u, ada banyak celah dan lubang didalamnya. Ini jadi, tempat bersarangnya walet, saliti, dan kalong. Istilah lain untuk Nuale’u oleh masyarakat lokal disebut sebagai BRI. Mengapa? mereka biasa panen sarang walet disini. Namun, kegiatan ini sudah kurang dilakukan sejak peristiwa hilangnya seorang pemuda setempat yang terjebak dalam lubang.

Kedepan, sebenarnya tempat ini sangat menarik untuk dijadikan objek pariwisata. Pihak pemerintah Kabupaten sudah lirik, tetapi kami yang jaga gunung tidak mau jika tidak melibatkan masyarakat adat dalam perencanaan. Biar saja, biar kami jaga. Kami mau, tapi nanti dulu. Ungkap Wardenes, yang saat ini juga menjabat sebagai sekretaris desa Nunsaen, kecamatan Fatule’u Tengah.

Kabut naik di mulut lubang Nuale’u, hampir pagi dingin menusuk tulang, ngilu. Kayu kering lembab, butuh sabar untuk kasi nyala api. Setelah melakukan pendakian ke puncak Fatule’u, Tim Ekspedisi Ungu menginap di Nuale’u. Ternyata Fatule’u yang diam megah ini adalah penjaga. Pastinya kami aman untuk bermalam disini.

Kamis, 24 April 2014

IMPIRIALISME MODEREN MASIH MENJAJAH INDONESIA

“Untuk lepas dari perbudakan Impirialis moderen, solusi yang harus ditempu adalah  setiap Suku bangsa yang ada di setiap Wilayah di Indonesia perlu mendirikan negara masing-masing, sebab berdirinya negara ini hanya menguntungkan kapitalisme, dan Impirialisme asing”






Oleh: Jackson Ikomouw*)
Jekikom, Foto Dok
Indonesia menyatakan dirinya sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945, tetapi rakyatnya masih di jajah oleh pihak asing. Kemudian, Indonesia pun memiliki sumber daya alam yang berlimpah yang mampu merubah nasib rakyat. Namun, nyataan di kerut oleh Kapitalisme asing. Keburukan bangsa ini benar-benar nyata hingga dampaknya dirasakan oleh rakyat kecil di Indonesia. Selain itu, angka pengangguran dan kemiskinan terus meningkat dari sejak Indonesia di Proklamasikan sebagai sebuah negara sampai dengan saat ini.

Eksitensi bangsa ini, ibaratnya: “ sebuah kapal yang berlayar tanpa tujuan”. Resim berganti lima (5) tahun sekali, namun kehidupan masyarkat belum ada perubahan (Transpormasi) malah kekerasan yang terus meningkat bahkan sumber daya alam pun terus di ekplotasi ke keluar.

Disisi, Sumber daya manusia. Indonesia memiliki pakar-pakar yang mempu mengelolah hasil buminya, akan tetapi bahan menta terus di bawah ke keluar, “hanya hasil jadian yang di gunakan . Hal ini merupakan gaya bermain Impiarialisme modern saat ini. Persoalan ini “benar-benar terjadi di Indonesia.

Suku bangsa di Indonesia harus menyadari, dan renungkan dengan kondisi yang sedang terjadi  saat ini. Apa bila sudah menemukan jawabnya, apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan eksitensi suku bangsa yang ada di setiap wilayah ? sebab Indonesia belum pernah memberikan kontribusi kepada masyarakat kecil. Maka, “Harus mendirikan negara masing-masing, wilayah yang masudkan adalah, Aceh, Papua, Kalimantan, Ambon, Sunda Jawa Barat, Jogyakarta, dan beberapa wilayah lainnya.  Perlu terus mendorong untuk mendirikan Negara masing-masing. Mengapa harus berjuan untuk Referendum ? karena berdirinya Negara Indonesia, hanya menguntungkan pihak Impirialisme dan Kapitalisme. Nyatanya sedang terjadi saat ini.
 

Rabu, 23 April 2014

Hanya Surat

Oleh: Meli Hadjo*)
 
Salam Solidaritas,
Kawan, saya ingin berbagi

Mama Anita Prego. (Foto:Meli)
Hari ini, saya kembali mengunjungi mama Anita Prego di Noelbaki, Kabupaten Kupang. Saya pertama kali mengenal mama Anita 2011, saat kami KoAR membawa anak perempuannya, Natersia ikut lomba membaca cepat di Perpustakaan Negara. Sejak itu, saya terus-menerus mengunjunginya. Entahlah, kenapa saya masih melakukan ini. Mungkin karena setelah saya melihat kehidupannya, saya tak ingin mengabaikannya begitu saja. Tahun 2012, Februari sampai April, mama Anita pernah terlibat dengan saya dalam sebuah project pembuatan film dokumenter berjudul “Konjak Julio” yang diselenggarakan oleh Kickstart-Indocs. Film ini juga melibatkan anak laki-lakinya yang berumur 10 tahun bernama Julio, mengangkat kisah seorang anak yang putus sekolah dan lebih memilih menjadi konjak bemo demi membantu ibunya, mencari uang.

Tadi pagi, saya di rumah mereka. Sekarang Julio 13 tahun, ia tidak lagi konjak, ia sudah jadi calo penumpang. Demikian yang mama Anita bilang. Kalo ada penumpang yang turun dari oto Kupang dia bawa pi oto Oesao, kalo penumpang turun oto Oesao, dia bawa pi oto Kupang. Sudah beberapa hari Julio sakit, mama hanya beli obat di kios. Kalo Julio sakit dia tidak kerja. Mama Anita menjelaskan.

Pemerintah memberikan opsi merdeka atau integrasi, keluarganya memilih bergabung dengan Indonesia. Sampai hari ini, meski status kewarganegaraannya jelas Indonesia, mama Anita masih tinggal numpang di tanah milik pemerintah Kabupaten Kupang, rumah yang ditempatinya juga bantuan pemerintah. Mama Anita bilang kalo tanggal 9 April 2014, tidak memilih caleg DPR-RI (name: out of the record) maka mereka harus pindah.

Mama Anita telah menjanda sejak 2009, dengan kondisi hidupnya yang serba kekurangan, ia masih nekat pinjam uang di koperasi tahun kemarin untuk biayai perbaikan kuburan suami dan anak laki-laki sulung. Menurutnya, mereka sudah meninggal, nanti mereka marah kalo kuburannya tidak perhatikan. Sekarang, setiap bulan mama Anita harus ‘stor’ ke koperasi sebesar 100 ribu rupiah. Uang yang didapat oleh Julio dari hasil calo biasa digunakan untuk bantu bayar kredit koperasi atau beli beras. Dapat sedikit-sedikit saja dari Julio, kadang-kadang 10 ribu, 20 ribu.

Kondisi fisik bangunan dalam
Saya numpang tidur di kamar mama Anita. Dia bilang, aduhhh mama punya rumah begini saja, hanya dapur dengan ruang depan. Kalo di Leste rumah besar, ada anak perempuan besar yang tinggal disana. Mama belum bisa pindah, karena masih ada utang. Nanti, kalau sudah lunas mama mau pinjam lagi untuk urus pasport. Mama mau kunjungi keluarga disana, terus balik lagi kesini. Mama mau tinggal disini saja, kuburan suami dengan anak ada disini.

Sudah sore jam 5, bangun tidur, saya lapar. Ada pisang rebus di periuk kecil, saya mengambil sebuah. Mama Anita bilang hari ini beras habis, jadi kita makan pisang saja. Tadi petugas koperasi datang, mama stor. Saya bilang, pisang juga enak, cukup untuk perut.

Dua tahun lalu, uang yang mama Anita pinjam selain digunakan untuk membenahi kuburan keluarga juga ia pakai untuk perbaikan rumah. Bagi saya, ini bukan rumah layak tinggal. Kayu-kayu penyangga rumah mulai lapuk, musim hujan begini, air tanah naik ke permukaan membuat tanah dalam rumah selalu basah. Beberapa hari tidak hujan, lantai dalam rumah masih basah. Mama Anita menutupnya dengan potongan-potongan triplex bekas. Saya memprediksi, tahun depan bila hujan badai datang, rumah ini bisa roboh. Saya membayangkan, bagaimana jika rumah ini roboh saat Mama Anita dan anak-anaknya sedang tertidur pulas. Begitu saja pertemuan saya dengan mama Anita hari ini.

Saya mau pulang, mungkin hari Minggu atau Senin saya akan kembali lagi menemui Mama Anita. Rencananya, saat saya berkunjung lagi, saya bisa membawa sedikit beras atau apapun yang bisa membantu mama Anita.
Malam ini, saya bertemu seorang kawan dan menceritakan tentang kunjungan saya. Teman ini PNS, ia bersedia memberikan jatah berasnya bulan ini 10 kg untuk mama Anita. Dia juga mau memberikan baju-baju bekas layak pakai untuk mama Anita. Terima kasih kawan. Hanya dengan mendengar cerita, kawan mau berbagi.

Saya percaya, masih ada kawan-kawan lain yang bersedia berbagi. Jika masih ada diantara kawan-kawan yang mau berbagi, saya dengan senang hati bersedia menemui kawan-kawan untuk mengumpulkan apapun yang ingin kawan-kawan bagi untuk mama Anita. Pemberian kawan-kawan akan saya teruskan untuk mama Anita dan anak-anaknya.



Salam Solidaritas





Kaka Jeki, kapan Lihat Bapa Yusak punya Kuburan ?

Foto Ilustrasi
Oleh: Jackson Ikomou*)

SUATU KETIKA di sore itu, saya di dalam sebuah gubuk lagi minum segelas  copy cino sambil dengar-dengar lagu di hangphoneku. Beberapa menit kemudian saya di telpon adik saya (Orison) dari Wakeitei.

Orison: “Kaka kapan pulang ke Waghete ?

Jeki : “Nanti bulan Juni baru kaka pulang !!

Orison : “Kenapa waktu Bapa  meninggal, kaka tra datang ?

Ketika mendengar pertanyaaan adik Orison, langsung saya kaget walapun berita duka sudah saya dengar dari satu tahun yang lalu. Akhirnya saya mencucurkan air mata sejenak.

Namun, saya jawab: Nanti saja, kapan-kapan kah,….!!!

Orison: Klau begitu, Kaka Jeki, kapan Lihat Bapa punya Kuburan ?

Jeki: “ Nanti, jika ada waktu !!

Ade Orison malas tahu dengan jawaban saya. Dia terus menerus bertanya
Orison: kapan Lihat Bapa punya Kuburan..be..be.. kapan Lihat Bapa punya Kuburan ?


Karena malas mendengar pertanyaan-pertanyaan adik Orison. Maka saya langsung matikan hendphone.




KETIKA SAAT DENGAR BERITA DUKA, ATAS KEPERGIAN BAPA TERSAYANG ANGGAP BIASA. NAMUN SATU TAHUN KEMUDIAN, “Sunggu sakit skali !!

UGATAMEEE KUATKAN SAYA, AGAR TETAP MELAYANI

Selasa, 22 April 2014

JACKSON F TIAGO MENGHADIRI IBADAH PASKA ANAK DAN REMAJA KINGMI EKLESIA

Malam Paskah di gereja dikunjungi Coach Jacksen F Tiago Memberi Motivasi di Camp Paskah Sekolah Minggu Eklesia Angkasa.Setelah memberikan motivasi kepada anak dan remaja setelah itu kami lanjutkan dengan Doa bersama.


















Sabtu, 19 April 2014

Mahatma Gandhi: "Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda !!!

 

Di dalam hidupnya, Mahatma Gandi, tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara damai, sering mengutip dari Khotbah di Bukit di Matius 5-7. Seorang misionaris 

E. Stanley Jones bertemu dengan Gandhi dan bertanya,"Sekalipun Anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa Anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikutnya?

Jawab Gandhi, "Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda."

"Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini," katanya lagi.

Kita akan mengerti mengapa Gandhi mempunyai pandangan itu jika kita melihat pada pengalamannya saat ia bekerja sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan yang menjalani sistem apartheid pada waktu itu. 

Sebagai seorang anak muda, Gandhi sangat tertarik dengan Kekristenan dan ia mempelajari Alkitab dan ajaran-ajaran Kristus. Dia serius mempertimbangkan untuk menjadi seorang Kristen dan mencari sebuah gereja untuk dikunjungi yang dekat dengan tempat tinggalnya.

Di pagi minggu saat ia mau melangkah masuk ke gereja, seorang penerima tamu menghalang langkahnya.

"Mau ke mana kamu orang kafir?" tanya seorang pria berkulit putih padanya dengan nada yang angkuh.
Gandhi menjawab, "Saya ingin mengikuti ibadah di sini."

Penatua gereja itu membentaknya dengan berkata, "Tidak ada ruang untuk orang kafir di gereja ini. Enyahlah dari sini atau saya akan meminta orang untuk melemparkan kamu keluar!"

Suatu tindakan keangkuhan dari seorang yang seharusnya mewakili Kristus menghentikan langkah seorang Gandhi untuk mempertimbangkan Kekristenan bagi dirinya, namun dia tidak dapat menyangkal kebenaran ajaran dan juga teladan hidup Kristus. Itulah yang membuatnya mengangkat hal-hal yang baik yang ditemukan di dalam ajaran dan kehidupan Kristus dan menerapnya sebagai falsafah kehidupannya. 

Di dalam ucapannya kepada organisasi Misionaris Wanita (Women Missionaries) di tanggal 28 Juli 1925, Gandhi berkata, "...sekalipun saya bukan seorang Kristen, namun sebagai seorang pelajar Alkitab, yang mendekatinya dengan iman dan rasa hormat, saya ingin menyajikan pada Anda intisari dari Khotbah di Bukit." Di dalam ucapannya, Gandi berkata bahwa terdapat ribuan pria dan wanita hari ini, yang sekalipun tidak pernah mendengar tentang Alkitab atau Yesus, namun memiliki iman dan lebih takut pada Tuhan ketimbang orang-orang Kristen yang mengenal Alkitab dan Sepuluh Perintah.

Gandhi pernah berkata kepada seorang misionaris yang lain, "Cara paling efektif untuk penginjilan adalah hidup di dalam Injil, menjalaninya dari awal, pertengahan dan akhirnya. Bukan saja mengkhotbahkannya, tapi hidup menurut terang itu. Jika Anda melayani orang lain, dan Anda meminta orang lain untuk melayani, mereka akan mengerti. Tapi Anda mengutip Yohanes 3.16 dan meminta mereka untuk menyakininya, dan itu sama sekali tidak menarik bagi saya, dan saya yakin, orang lain juga tidak akan memahaminya. Injil itu lebih kuat kuasanya saat dijalani/dipraktik ketimbang dikhotbahkan."

"Bunga mawar tidak perlu berkhotbah. Ia hanya menebarkan wewangiannya. Aroma itu adalah suatu khotbah tersendiri...aroma kesalehan dan kehidupan spiritual jauh lebih halus dari wewangian bunga mawar."

Tidak ada orang Kristen yang mawas diri yang akan menyangkal kebenaran kata-kata Gandhi. Di lain pertemuan dengan seorang misionaris, Gandhi berkata, "Jika Yesus datang kembali ke bumi. Dia akan memungkiri banyak hal yang dilakukan di dalam nama Kekristenan."

Saat berbicara dengan misionaris Stanley Jones yang meminta saran dari Gandi, Gandhi menyampaikan, "Pertama, saya menyarankan semua orang Kristen dan misionaris mulai hidup lebih mirip dengan Yesus Kristus. Kedua, praktikkan tanpa mengencerkan atau mengubahnya. Ketiga, jadikan kasih daya penggerak Anda, karena kasih adalah unsur sentral di dalam Kekristenan. Keempat, pelajarilah agama non-Kristen dengan lebih sistematis untuk menemukan kebaikan yang terkandung di dalamnya, agar kalian mempunyai pendekatan yang lebih simpatis."

Gandhi melihat dengan tepat jantung permasalahan yang melanda umat Kristen pada umumnya. Sekalipun, beliau telah meninggal 68 tahun yang lalu, tapi pengamatan masih berlaku sampai ke hari ini. Yang pasti, umat Kristen pasti akan dapat menjadi saluran kasih Tuhan yang lebih efektif jika kita mempertimbangkan sarannya.



Senber: Majalah India