Selasa, 29 April 2014

MILITER INDONESIA DI TIMIKA, KEMBALI MENEMBAK MATI RAKYAT SIPIL

Oleh: Hagoma*)
Timika Papua, Senin 28 april 2014 pukul 05:00 WIT.  Militer Indonesia yang bertugas di Timika, Papua telah membunuh dan atau menembak mati,  Musa Janambani , di Jl.SP 4 , Distrik. Nawarifi , Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Konflik kelompok yang terjadi di timika Papua antara dua kelompok Dani, dan Amugme, Moni yang terjadi pada awal januari 2014 lalu ini, belum aman sampai kini melalui via telepon oleh Salina mengungkapkan bahwa Musa Janambani adalah salah satu tokoh masyarakat dan Kepala Suku Moni dinyatakan meninggal pada 28 april 2014, 06:35 di Kec Nawarifi Sp 4, Musa di tembak mati  oleh TNI/POLRI dengan dua tembakan dibagian kepala dan leher hingga menewaskan korban dan membuat rekayasa seakan pelakunya dari kelompok dani. salah satu pemuda yang tak mau identitasnya disebut menyaksikan pembunuhan tersebut  oleh pihak keamanan atau TNI/POLRI. Dan  menyampaikan hal tersebut kepada pihak korban yang membuat keluarga korban bertanya tanya keterlibatan Keamanan dalam konflik kelompok ini unsurnya apa?

Dengan melihat hal seperti ini bisa diungkapkan bahwa tindakan oleh pihak keamanan merupakan modus politik, dan kekuasaan yang ditanamkan di tanah Papua.

Keamanan merupakan pelindung mesyarakat sesuai visi dan misi Melindungi dan mengayomi keterlibatan keamanan dalam mengamankan konflik yang terjadi pun tidak sampai pada sasaran bahkan DPRD,  DPRP, Pemerintah daerah dan pemerintah provinsi seakan membiarkan hal ini terus menerus terjadi. Sebagai pemimpin dan anak daerah seharusnya persoalan seperti ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin oleh pihak – pihak yang berwenang dengan melibatkan kedua konflik kelompok tersebut.

Kekhawatiran pun terjadi di kalangan mahasiswa yang berkumpul diasrama Intan Jaya Condong catur Sleman Yogyakarta. Membahas persoalan konflik yang terjadi di timika Papua dan mengambil kesimpulan bahwa yang terjadi ditimika Papua bukan merupakan perang suku melainkan Konflik kelompok dengan melihat realita keterlibatan TNI/POLRI dalam konflik yang terjadi sehingga, mahasiswa akan mengambil suatu tindakan tegas dengan macet kuliah atau cuti kuliah dan tindakan tersebut akan menyuruh seluruh mahasiswa papua yang berada di berbagai daerah di Indonesia yang sedang mengenayam pendidikan untuk mengikuti tindakan yang akan diambil oleh mahasiswa papua di yogyakarta. Jika persoalan konflik suku yang terjadi ini tak bisa diselesaikan dalam waktu yang dekat.

Tidak ada komentar: