Timika Papua, Senin 28 april 2014 pukul 05:00 WIT. Militer Indonesia yang bertugas di Timika, Papua telah membunuh dan atau menembak mati, Musa Janambani ,
di Jl.SP 4 , Distrik. Nawarifi , Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Konflik kelompok yang terjadi di timika Papua antara
dua kelompok Dani, dan Amugme, Moni yang terjadi pada awal januari 2014 lalu
ini, belum aman sampai kini melalui via telepon oleh Salina mengungkapkan bahwa
Musa Janambani adalah salah satu tokoh masyarakat dan Kepala Suku Moni dinyatakan
meninggal pada 28 april 2014, 06:35 di Kec Nawarifi Sp 4, Musa di tembak mati oleh TNI/POLRI dengan
dua tembakan dibagian kepala dan leher hingga menewaskan korban dan membuat
rekayasa seakan pelakunya dari kelompok dani. salah satu pemuda yang tak mau identitasnya
disebut menyaksikan pembunuhan tersebut oleh pihak keamanan atau TNI/POLRI. Dan menyampaikan hal tersebut kepada pihak korban
yang membuat keluarga korban bertanya tanya keterlibatan Keamanan dalam konflik
kelompok ini unsurnya apa?
Dengan melihat hal seperti ini bisa diungkapkan bahwa tindakan
oleh pihak keamanan merupakan modus politik, dan kekuasaan yang ditanamkan di
tanah Papua.
Keamanan merupakan pelindung mesyarakat sesuai visi
dan misi Melindungi dan mengayomi
keterlibatan keamanan dalam mengamankan konflik yang terjadi pun tidak sampai
pada sasaran bahkan DPRD, DPRP,
Pemerintah daerah dan pemerintah provinsi seakan membiarkan hal ini terus
menerus terjadi. Sebagai pemimpin dan anak daerah seharusnya persoalan seperti
ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin oleh pihak – pihak yang berwenang
dengan melibatkan kedua konflik kelompok tersebut.
Kekhawatiran pun terjadi di kalangan mahasiswa yang
berkumpul diasrama Intan Jaya Condong catur Sleman Yogyakarta. Membahas persoalan
konflik yang terjadi di timika Papua dan mengambil kesimpulan bahwa yang terjadi
ditimika Papua bukan merupakan perang suku melainkan Konflik kelompok dengan
melihat realita keterlibatan TNI/POLRI dalam konflik yang terjadi sehingga,
mahasiswa akan mengambil suatu tindakan tegas dengan macet kuliah atau cuti
kuliah dan tindakan tersebut akan menyuruh seluruh mahasiswa papua yang berada
di berbagai daerah di Indonesia yang sedang mengenayam pendidikan untuk
mengikuti tindakan yang akan diambil oleh mahasiswa papua di yogyakarta. Jika
persoalan konflik suku yang terjadi ini tak bisa diselesaikan dalam waktu yang
dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar