“Untuk lepas dari perbudakan
Impirialis moderen, solusi yang harus ditempu adalah setiap Suku bangsa yang ada di setiap Wilayah
di Indonesia perlu mendirikan negara masing-masing, sebab berdirinya negara ini
hanya menguntungkan kapitalisme, dan Impirialisme asing”
Oleh: Jackson
Ikomouw*)
Jekikom, Foto Dok |
Indonesia menyatakan dirinya sudah merdeka sejak 17
Agustus 1945, tetapi rakyatnya masih di jajah oleh pihak asing. Kemudian,
Indonesia pun memiliki sumber daya alam yang berlimpah yang mampu merubah nasib
rakyat. Namun, nyataan di kerut oleh Kapitalisme asing. Keburukan bangsa ini
benar-benar nyata hingga dampaknya dirasakan oleh rakyat kecil di Indonesia.
Selain itu, angka pengangguran dan kemiskinan terus meningkat dari sejak Indonesia
di Proklamasikan sebagai sebuah negara sampai dengan saat ini.
Eksitensi bangsa ini, ibaratnya: “ sebuah kapal yang
berlayar tanpa tujuan”. Resim berganti lima (5) tahun sekali, namun kehidupan
masyarkat belum ada perubahan (Transpormasi) malah kekerasan yang terus
meningkat bahkan sumber daya alam pun terus di ekplotasi ke keluar.
Disisi, Sumber daya manusia. Indonesia memiliki
pakar-pakar yang mempu mengelolah hasil buminya, akan tetapi bahan menta terus
di bawah ke keluar, “hanya hasil jadian yang di gunakan . Hal ini merupakan
gaya bermain Impiarialisme modern saat ini. Persoalan ini “benar-benar terjadi
di Indonesia.
Suku bangsa di Indonesia harus menyadari, dan
renungkan dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Apa bila sudah menemukan jawabnya,
apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan eksitensi suku bangsa yang ada di
setiap wilayah ? sebab Indonesia belum pernah memberikan kontribusi kepada
masyarakat kecil. Maka, “Harus mendirikan negara masing-masing, wilayah yang
masudkan adalah, Aceh, Papua, Kalimantan, Ambon, Sunda Jawa Barat, Jogyakarta, dan
beberapa wilayah lainnya. Perlu terus mendorong
untuk mendirikan Negara masing-masing. Mengapa harus berjuan untuk Referendum ?
karena berdirinya Negara Indonesia, hanya menguntungkan pihak Impirialisme dan
Kapitalisme. Nyatanya sedang terjadi saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar