Jumat, 31 Januari 2014

Soal Eksitensi Orang Papua Terancam, Dibicara di Belandan

Pertemuan Workgroup Papua Solidarity Days, di Belandan. (Foto/ILS)
Belanda, SUARA INDEPENDEN - Workgroup Papua Solidarity Days mengadakan pertemuan di Amersfoort , Belanda. Jumat, 31 Januari 2014.  membahas tentang proses demokratisasi di Indonesia dan posisi orang Papua dalam proses ini .

Dengan tema “Pengharapan dan Masa Depan”. Pada kesempatan itu, dihadiri dari berbagai partai politik, ada pemilihan umum yang bebas dan media kritis. Tapi tidak semua manfaat dari perkembangan positif. Waktu setempat.

Pemerintah Indonesia mengabaikan hak-hak masyarakat adat . Khususnya Papua menderita situasi ini di mana tentara dan polisi memainkan peran utama . Pelanggaran hak asasi manusia yang ditemukan sering dan tetap dihukum .

Menyedihkan situasi yang berkaitan dengan hak atas tanah . Negara Indonesia melihat dirinya sebagai pemilik tanah kecuali makalah yang ditulis dimiliki ( dan mereka adalah jarang) . Pemerintah menetapkan lahan luas milik penduduk asli yang tersedia untuk perusahaan besar . 


Dekat Merauke adalah proyek mega dalam pipa , yang tidak kurang dari 1,2 juta hektar lahan yang diambil alih . Ada rencana untuk total 7.000.000 hektar !


Konsekuensi : Warga dibiarkan tanpa akses ke negara mereka dan tanpa sarana pendukung . Banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan, budaya tradisional yang hancur, dan hak asasi manusia yang dilanggar. Hutan ditebang dan diganti dengan monokultur kelapa sawit dan pohon kayu putih . 


 Harta terpendam sebagai tembaga , emas , nikel , minyak dan gas yang dirampok. 
 

Semua ini untuk merugikan lingkungan . Selain itu, pencemaran sungai dan tanah mengancam kesehatan warga . Dan mereka tetap miskin .


Selain subjek kepemilikan benar tanah juga merupakan subyek dari proses yang sedang berlangsung untuk menciptakan dialog antara pemerintah Indonesia dan Papua dibahas .

Pada kesempatan itu, Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua, Pdt. Dr. Benny Giay, mengatakan, Indonesia tidak mau sparatis, tetapi Pemerintah Indonesia bikin separatis di Papua. 


Oleh sebab itu, kata Giay, lima puluh Tahun kedepan Orang Papua akan punah,”Ujarnya, seperti yang tontong melalui video yang dipublikasi pada, minggu, 2 Fabruari 2014. 

Selengkapnya Klik Video dibawah ini 

VIDEO Pidato. Pdt. Dr. Benny Giay.


Dalam acara ini. diakhiri dengan lagu Kebangsaan Bangsa Rakyat Papua 



Jackson Ikomouw




Gereja ditengah-tengah kekerasan simbolis

Oleh: Pdt.Dr. Benny Giay *)

Pdt.Dr.Benny Giay
Dalam catatan sebelumnya saya katakan bahwa dengan cara menyikapi persoalan seperti itu menunjukkan bahwa gereja (dan masyarakat) belum memahami secara utuh akar persoalan dari konflik Papua - Indonesia. Oleh karena itu kita perlu menyebutkan beberapa masalah yang mendasari konflik Indonesia - Papua dengan mengacu kepada pengalaman gereja Papua tahun 1960-an. Pertama, masalah sejarah kontak dan relasi dua bangsa pra-1960an. Indonesia mengklaim bahwa Papua sudah berabad-abad berkontak dengan Indonesia sehingga dengan klaim itu dia berhak untuk menduduki atau menguasai Papua. Sebaliknya, Papua menganggap kontak Indonesia dengan Papua sebagai sejarah perampokan dan perbudakan yang dikenal sebagai slaven raid dan hongietocth. Dalam konteks itu Papua adalah korban dari perampokkan dan perbudakkan.

Kedua, setelah Indonesia menduduki Papua ia mulai menyebar propaganda. Pihaknya berjanji akan mengangkat orang Papua supaya bisa sejajar dengan suku-suku lainnya di Indonesia. Sementara Papua menertawakan janji-janji dan propaganda itu dengan merujuk kepada perilaku pejabat Indonesia di Papua tahun 1960an yang merampok dan mengangkut semua barang-barang peninggalan Belanda ke Jawa dengan kapal-kapal sambil meneror, mengejar, dan membunuh masyarakat yang dicurigai sebagai kaki tangan Belanda.

Ketiga, pemerintah Indonesia mengeluarkan perintah untuk membakar buku-buku dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan sejarah dan kebudayaan Papua baik dalam bahasa melayu maupun bahasa Belanda. Keempat, memberlakukan karantina politik dengan memaksa penandatanganan perjanjian Kota Baru (sekarang Jayapura) tentang pelarangan partai-partai politik yang sedang berjalan saat itu dan menerima agenda politik Indonesia: PEPERA tidak perlu diadakan karena Papua sudah merdeka tahun 1945 bersama dengan seluruh rakyat Indonesia.

Kelima, sejak September 1966 pemerintah Indonesia mengeluarkan dokumen-dokumen rahasia menuduh gereja Papua mendukung separatisme. Keenam, menggunakan paramedis untuk menyuntik peserta PEPERA yang dicurigai akan menyuarakan aspirasi masyarakat untuk menolak bergabung dengan Indonesia. Ketujuh, membentuk dan membiayai kelompok-kelompok yang melaksanakan terror dan mempengaruhi masyarakat untuk mendukung agenda politik Indonesia, contohnya Barisan Merah Putih. Kedelapan, kebijakkan pemerintah Indonesia tidak hanya menghilang atau menghapus separatisme tetapi juga menyuburkan separatisme dengan menyiap undang-undang makar yang dengan mudah menjerat para aktivis.


Penulis adalah Ketua Sinode Kingmi Papua

Wanita Pasifik : Perempuan Sangat Penting Berperang Dalam Pemerintahan


Pemimpin perempuan Pasifik lr: Sari Rosa (Papua Barat),
Betty Blake (Tonga), Nanise Nagusuca (Fiji),
Julie Soso (Papua New Guinea), Losana Tuiraviravi (Fiji),
Tetangi Matapo (Kepulauan Cook),
Anne Pakoa (Vanuatu). (FOTO/apwld)
Fiji,  SUARA INDEPENDEN - Negara  Pulau  PACIFIC telah secara konsisten menghasilkan jumlah terendah perempuan di dalam pemerintahan di dunia .
Dan sekelompok Pacific perempuan anggota parlemen , mantan anggota parlemen , para pembuat kebijakan dan kelompok masyarakat sipil bertemu di Nadi untuk memajukan partisipasi politik perempuan di wilayah tersebut .

Pertemuan , yang diselenggarakan oleh Asia Pacific Forum on Women , Law and Development dan Gerakan Hak Perempuan Fiji , melibatkan partisipasi dari 20 perempuan dari Kepulauan Pasifik .

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan, seperti yang berikana kaum Independen kemarin, mereka mengatakan di kepulauan yang terdiri dari Forum Kepulauan Pasifik - dikurangi Australia dan Selandia Baru - hanya 4,7 persen dari orang-orang di pemerintahan adalah perempuan . dilansir fijiitimes.

" Jika 13 perempuan yang terpilih dalam pemilihan Fiji 2006 tidak disertakan , angka turun bahkan lebih rendah menjadi 2,6 persen untuk pulau-pulau yang tersisa , " kata pernyataan dalam edisi kemarin .

Dikatakan 20 perempuan dari tujuh pulau yang berpartisipasi datang bersama-sama untuk mengatasi rendahnya tingkat partisipasi dan berbagi pendekatan kepemimpinan yang memprioritaskan pembangunan konsensus , akuntabilitas dan solidaritas .

Peserta Mere Samisoni , mengatakan model adversarial pemerintahan adalah penghalang untuk partisipasi kaum perempuan . Para peserta membahas perlunya untuk mempromosikan kesetaraan gender di semua portofolio pemerintah .

" Saat ini dunia menghadapi saat yang kritis - naik dan memperdalam - kesenjangan kekayaan dan sumber daya antara negara dan antara kaya dan miskin , dikombinasikan dengan fakta bahwa dunia kini melebihi batas-batas yang aman planet memerlukan bentuk-bentuk baru kepemimpinan dan pembangunan , " kata Anne Pakoa , calon presiden wanita pertama di Vanuatu . (SI/FT)


Jackson Ikomouw

Selamat Merayakan Hari Noken Pertama, Mulai 4 Desember 2013 Dan Selamanya !

Bpk H. E. Mr Carmadi Machbub Ambassador, Alternate Permanent Delegate Indonesia di Paris (Kiri), Prof.Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch.,Ph.D. (tengah), dan Titus Pekei, Penggagas Noken & Peneliti Noken Ekologi Papua/TNN, (Foto di Markas UNESCO Paris, 4/12/2012)
Oleh: Titus Pekei, SH.MSi *)
 
Noken dari tidak kenal menjadi terkenal dan dikenang terus oleh anak noken di seluruh tanah Papua maupun diluar tanah Papua. Karena mereka terlahir dalam komunitas noken dan hal ini tidak bisa pungkiri atau bantah karena leluhur orang papua sangat menyatu dengan noken. Hanya sekarang, harus bagaimana dari kita untuk menyelamatkan dari kepunahan karena sudah menjadi warisan budaya dunia.


Noken warisan dunia menjadi semangat bersama untuk penyelamatan, pelindungan dan pengembangan berbagai warisan budaya leluhur seperti karya budaya noken kehidupan yang sangat beragam namun terus diperkaya menyambut hari esok yang gemilang. Noken adalah wadah atau tempat focus diri sebagai aikon mata budaya Papuani dari tanah papua, Indonesia dan dunia. Noken Papua mendunia dari paris dan kembali membumi di tanah Papua itu baik kalau disambut baik oleh seluruh komponen anak dat sebagai bagian dari masyarakat adat di tujuh wilayah adat tanah Papua.


Peta Papua
Noken sebagai warisan budaya luhur di kalangan orang Papua namun mulai hari ini bersama pemerintah Indonesia dan pemerintah dari berbagai negara telah menyaksikan menjadi warisan budaya dunia, tepat hari selasa 4 Desember 2012, jam 10.30 waktu paris “. Noken Papua kemarin warisan budaya lokal Papua dan sekarang menjadi warisan budaya dunia karena sudah mendunia dari Paris” menjadi catatan sejarah yang sangat penting bagi alam dan manusia Papua kedepan. Hari dimana, dibahas dan ditetapkan sebagai bukti penguatan peradaban orang Papua bersama sang noken warisan luhur yang dimiliki orang Papua menjadi mata budaya terpenting dalam peradaban dunia baru, era baru dan zaman baru menyongsong hari esok dalam komunitas kebudayaan dunia baru.



Markas UNESCO PARIS, 4 Desember 2012 kini memasuki I Tahun Hari Noken - tanggal 4 Desember 2013 ... Noken kehidupan sudah menyatu dengan alam dan manusia tanah Papua. Komunitas kebudayaan dunia sebagai keanggotaan unesco pernah membahas dan menyatupun sedang kenang bahwa Noken warisan budaya takbenda yang memerlukan perlindungan mendesak karena "noken sedang menuju kepunahan – mari selamatkan noken kehidupan agar tetap hidup bersama manusia noken – ayo mari merajut dan menganyam kebersama kIta, tetapi ingat - tanpa merobek dan merusak noken kehidupan jati diri orang asli Papua ..... selamat menyongsong hari noken pertama bagi alam dan manusia penghuni pulau alam tanah Papua.



Ketika itu, Hari Selasa 4 Desember 2012, Jam 10.30 Waktu Paris, di Markas UNESCO dalam suasana yang dingin namun dalam ruang siding dalam penuh kehangatan tetap membahas tanpa hambatan dipimpin oleh pimpinan sidang atau presiden sidang asal Grenada ketika itu. Pembahasan ketika itu aman dan lancar tanpa hambatan hingga menetapkan Noken sebagai Warisan Budaya Takbenda dalam daftar yang memerlukan perlindungan mendesak, menurut Konvensi 2003, pasal 18. Konvensi 2003 menjadi landasan hukum dan berasarkan itu ditetapkan agar menjadi tangggung jawab komunitas kebudayaan sekalipun dalam pelindungan dan pengembangan warisan budaya takbenda ini akan kembali kepada upya dari negara pihak dalam hal ini kepada pemerintah Indonesia.

Implementasi atau pelaksanaan konvensi 2003 tentang warisan budaya takbenda, keterkaitan dengan noken pun sudah tercatat dan tersirat dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Pelindungan Mendesak (Pasal 17 Konvensi 2003). Untuk itu memiliki beberapa penjelasan sebagai upaya tindak lanjut sebagai keseriusan oleh, dari negara pihak itu sendiri yaitu : (1) Dengan maksud mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi, Komite akan membuat, memelihara dan menerbitkan Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Pelindungan Mendesak dan akan mencantumkan warisan pada daftar tersebut atas permohonan Negara Pihak yang bersangkutan; (2) Komite akan merancang kriteria untuk pembuatan, pemeliharaan dan publikasi Daftar tersebut, dan mengajukannya kepada Majelis Umum untuk mendapatkan persetujuan; (3) Dalam keadaan yang sangat mendesak, yang kriteria objektifnya akan disetujui oleh Majelis Umum atas usulan Komite, Komite boleh mencantumkan jenis warisan yang bersangkutan pada Daftar yang disebut pada ayat (1), setelah berkonsultasi dengan negara Pihak yang bersangkutan.

Hasil kemahiran ini menjadi mata budaya yang dihasilkan oleh masyarakat adat di tanah Papua dan untuk itu dikenal menjadi karya budaya yang memenuhi hidup dengan tiga prinsip yaitu (1) keunikan, (2) kekhasan dan (2) tidak tergantikan atau tiada duanya. Kenapa demikian, ilmu noken rajut atau ilmu noken anyam yang tergolong benda alam namun menjadi wadah atau tempat yang berwujud dalam kehidupan. Baik dari proses memilih bahan baku, memproses bahan baku hingga memulai untuk merajut atau menganyam menurut kemahiran kerajinan tangan masyarakat Papua terutama perajin mama-mama noken di seluruh tanah Papua ini. Mengapa mama-mama noken yang bisa merajut dan menganyam adalah sesuai kerendahan diri dengan segala tumpuhan perasaan sebelum menghadirkan noken tanpa melakukan perencanaan desain tetapi dibuat secara alami dengan alam pikir dirinya.

Kemahiran kerajinan tangan mama-mama noken di seluruh tanah Papua menggambarkan kehidupan dirinya dengan melalui cara merajut dan/atau menganyam dengan berpijak pada alam. Ketika itu, kemampuan dirinya pun polos untuk terus merajut dan menganyam kehidupan manusia itu sendiri melalui anak-anak yang mereka lahirnkannya.

Pada akhirnya noken dikenal sebagai mata budaya yang terus menuntut dalam kehidupan baik dalam suka dan duka akan bertindak sebagai pelengkap diri yang akan menyatu dan sulit memisahkan antara manusia dan noken yang dikenal hal potensi alam akan menjadi penguat dan perekat hubungan dalam kehidupan sehari-hari dari waktu ke waktu. Kenapa diyakini penguat kehidup sedangkan noken dihasilkan oleh mama-mama noken yang secara fisik mereka lemah lembut, tidak berotot penuh kasih saya dan murah hati secara apa adanya dengan tampil keibuan menjadi satu semangat bersama noken pemersatu kehidupan generasi yang mereka melahirkan dalam mempertahakan keturunan dari suaminya dalam masyarakat hukum adat yang menganut partrilineal di tanah Papua. Kini di pimpin oleh anak-anak mama noken lalu apa sikap mereka dan apa tanggapan mereka dengan eberpihakannya.

Salam Noken kehidupan.
  




Penulis adalah Penggagas & Peneliti Nominasi Noken Papua ke Dunia Internasional atau UNESCO dari Ekologi Papua Institute
  

Muhammad Yamin, Dituding Rekayasa Sumpa Pemuda

Bandung, KAUM INDEPENDEN - Peneliti sejarah dari Universitas Negeri Medan, Erond Damanik, telah menemukan beberapa kejanggalan dokumen sejarah terkait peristiwa 1928 membuat keraguan tentang keaslian sejarah sumpah pemuda. Dikutip dari rplasa, Edisi: 31 Januari 2014

Menurutnya, Damanik, "Soempah" tidak ditemukan dalam keseluruhan teks yang dikenal dengan sumpah pemuda sekarang ini, tetapi teks itu hanya dituliskan "poetoesan congres". Namun, pada  masa itu pemuda tidak melakukan sumpah, tapi hanya melakukan kongres dan hasil-hasil kongres itu disebut sebagai putusan-putusan kongres pemuda Indonesia.

Namun, dalam hal ini Muhammad Yamin dituding sebagai dalang dari pembelokan istilah tersebut. Erond menyatakan, lanjunnya, pembelokan itu bermula dari kongres Bahasa Indonesia kedua di Medan 28 Oktober 1954. Saat itu Soekarno turut hadir dalam acara pembukaan kongres. Sebab, lanjutnya, Yamin dan Soekarno saat itu sedang gencar-gencarnya melawan ideologi separatisme yang muncul diseluruh belahan bumi Indonesia. 

Mereka sedang sibuk membangun sebuah simbol yang menjadi bagian dari ideologi ditengah maraknya gerakan separatisme. Maka, kata Dia, Yamin mengubah kata "poetoesan congres" menjadi kata "sumpah pemuda". Cara ini digunakan Soekarno dan Yamin untuk melawan gerakan separatisme dengan menyatakan bahwa separatisme itu melanggar sumpah pemuda 1928.


Dari hasil Erond itu, maka dapat disimpulkan bahwa, sumpah pemuda itu baru dikenal sejak 1954 di Medan. Dan tentang rekaya yang dibuat oleh Yamin ini meruapakn salah satu rekayasa sejarah . Bahkan ada juga beberapa sejarah Indonesia yang direkayasa, seperti rekayasa sejarah Majapahit serta sumpah palapa.

Setelah tudingan sejarawan Medan Erond Damanik yang ditujukan kepada Muhammad Yamin sebagai dalang pembelokan kata "Poetoesan congres" menjadi kata "Soempah", mendapat tanggapan dari sejarawan JJ. Rizal yang melemparkan tudingan itu kepada mantan Presiden Ir. Soekarno sebagai dalang pengubah teks tersebut pada situs berita Tempo.

JJ.Rizal mengatakan "Sumpah pemuda itu produk tahun 1950-an,". Seperti dilansir dari situs Tempo.co. Ada benarnya juga kata Erond Damanik yang menyebutkan teks tersebut dirubah Yamin pada saat kongres bahasa Indonesia di Medan pada 1954 yang acara pembukaannya dihadiri oleh Soekarno.

Rizal juga mengakui bahwa naskah itu bukan sumpah, tapi sebuah deklarasi putusan kongres pemuda 1928. Pendapat Rizal ini sejalan dengan pendapat Erond yang mengatakan bahwa tahun 1928 itu para pemuda tidak bersumpah, tapi melakukan kongres dan putusan kongres tersebut yang dituangkan kedalam satu naskah. Naskah hasil/putusan kongres itu kemudian diubah Muhammad Yamin dan Soekarno pada kongres bahasa Indonesia di Medan tahun 1954.

Menurut Rizal, tanggal 28 Oktober sebelum Yamin dan Soekarno merububah teks putusan kongres menjadi sumpah pemuda, adalah tanggal untuk memperingati lagu Indonesia Raya, bukan sumpah pemuda. "Jadi teks yang sekarang itu merupakan produk masa depan, terutama kata-kata ''satu'' yang ada di tiap poin Sumpah Pemuda itu. Ini kepalsuan sejarah," ujar Rizal dalam situs tempo.co. Produk masa depan yang dimaksud adalah ubahan kata yang dilakukan bertujuan untuk memperkuat posisi Soekarno yang sedang goyah waktu itu.


Apakah Orang Papua Pernah Terlibat Dalam Sumpah Pemuda ?

Orang Papua tidak pernah terlibat dalam sejarah perjuangan Indonesia, orang Papua tidak pernah berjuang bersama-sama bahkan tidak satupun orang Papua yang menjadi anggota PPKI serta tidak pernah ada pada saat peristiwa-peristiwa penting atau dalam forum resmi dalam sejarah perjuangan Indonesia seperti Konggres Pemuda, Rapat-Rapat resmi PPKI serta Sumpah Pemuda.

“Namun, Kata Dia, Indonesia klaim hanya untuk megklaibui sejarah Bangsa Papua yang sebenarnya. Ujar Sekjend Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Nesta Gimbal, ketika dihubungi media ini, siang tadi.

Yaa memang, Tutupnya, Mereka orang Indonesia sendiri kritisi soal sumpah Pemuda Indonesia itu. sangat nyata sekali direkayasan, berdasarkan hasil riset yang dialukan oleh sejarawan asal medan itu. Berdirinya Negara Kolonial Indonesia tidak ada dasar sejarah yang jelas. Bahkan, Papua diklaim atas manipula sejarah oleh kolonial Indonesia, Amerika, dan Belandan. Imbunya. 

Untuk itu, kata Nesta, Kami Rakyat Bangsa Papua mau bebas mengatur Nasib sendiri. maka berikan hak kami rakyat Bangsa Papua untuk mengatur nasib sebab kami bukan Indonesia tetapi kami bangsa Papua sudah merdeka sejak 1 Desember 1961.


Jackson Ikomou



Media Rilis: Pemimpin Wanita Pasifik Berdiri Bersama

Pemimpin perempuan Pasifik lr: Sari Rosa (Papua Barat), Betty Blake (Tonga), Nanise Nagusuca (Fiji), Julie Soso (Papua New Guinea), Losana Tuiraviravi (Fiji), Tetangi Matapo (Kepulauan Cook), Anne Pakoa (Vanuatu). (FOTO/apwld)



Fiji, K A U M  I N D E P E N D E N - Sekelompok Pacific perempuan anggota parlemen, mantan anggota parlemen, anggota parlemen di masa depan, pembuat kebijakan dan masyarakat sipil bertemu di Fiji untuk memajukan partisipasi politik perempuan dan kepemimpinan di wilayah tersebut. Hal ini disampaikan oleh salah satu perwakilan dari West Papua, Ros Moiwend, kepada media ini, melalu jejaring sosial facebook, Jumat,(31/1)

Kepulauan Pasifik telah secara konsisten menghasilkan jumlah terendah perempuan di pemerintahan di dunia. Di Kepulauan yang terdiri dari Forum Pulau Pasifik (tanpa Aust dan NZ), hanya 4,7% adalah perempuan. Jika 13 perempuan yang terpilih dalam pemilihan Fiji 2006 tidak disertakan, angka turun bahkan lebih rendah menjadi 2,6% untuk Kepulauan tersisa.

20 perempuan dari tujuh Kepulauan berbeda berpartisipasi dalam lokakarya yang diselenggarakan oleh Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (APWLD) dan Hak Gerakan Fiji Perempuan (FWRM) telah datang bersama-sama untuk mengatasi rendahnya tingkat partisipasi tetapi juga untuk berbagi pendekatan untuk kepemimpinan transformatif yang memprioritaskan pembangunan konsensus, akuntabilitas dan solidaritas. "Model Adversarial pemerintah adalah salah satu hambatan untuk partisipasi perempuan" kata Mere Samisoni. "Perempuan bisa memodelkan berbagai bentuk kepemimpinan Pasifik yang kolaboratif, demokratis dan bertanggung jawab kepada masyarakat kita."

Model kepemimpinan sangat penting di negara-negara atau komunitas di mana konflik dan militerisme telah terjadi. Negara-negara pulih dari konflik jangka panjang sering berpaling ke perempuan sebagai pemimpin untuk menawarkan bentuk baru dari kepemimpinan dan komitmen untuk memimpin asli untuk pembangunan. Tetapi mengubah model kepemimpinan membutuhkan kelompok yang lebih besar dari perempuan memiliki dampak.

"Saya terinspirasi oleh cara pemimpin perempuan Fiji bekerja di seluruh perbedaan politik partai dalam semangat kerjasama dan solidaritas untuk mengamankan kembali ke demokrasi" kata mantan Papua Nugini Anggota Parlemen, Dame Carol Kidu, nara sumber untuk pelatihan. Peserta dalam lokakarya termasuk dua dari tiga perempuan yang terpilih dalam pemilu baru-baru ini PNGs, wanita pertama yang terpilih di Kepulauan Cook dari Kepulauan luar, lima wanita Fiji terpilih dalam pemilu 2006 yang demokratis dan sejumlah perempuan berencana untuk ikut dalam pemilihan umum mendatang.

Para peserta juga membahas perlunya untuk mempromosikan kesetaraan gender dan hak asasi manusia di seluruh portofolio pemerintahan. "Saat ini dunia menghadapi saat yang kritis. Rising dan memperdalam kesenjangan kekayaan dan sumber daya antara negara dan antara kaya dan miskin, dikombinasikan dengan fakta bahwa dunia kini melebihi batas-batas yang aman planet memerlukan bentuk-bentuk baru kepemimpinan dan pembangunan.

LR: Emily Erasito (Fiji), Shabina Khan (Fiji), Baleisuva Huni (Fiji)

Masyarakat yang berkelanjutan dan adil membutuhkan pemberdayaan semua anggota masyarakat dan demokrasi dan akuntabilitas ", Anne Pakoa, calon presiden wanita pertama yang pernah untuk Vanuatu. Para peserta juga akan mengadakan diskusi meja bundar untuk membahas agenda pembangunan post2015 dengan perwakilan dari Pulau Pacific Forum dan badan-badan PBB.

Mengingat sejumlah kecil perempuan yang terpilih di Pasifik, para peserta telah memutuskan untuk mendirikan sebuah kaukus Pasifik regional atau jaringan untuk mendukung dialog yang berkelanjutan dan solidaritas.

Wawancara dengan beberapa peserta dapat diatur berdasarkan permintaan. Hubungi Losana Tiuraviravi atau Diyana Yahaya di 679 8395145.




Kamis, 30 Januari 2014

Februari Mendatang, Mahasiswa Dogiay Akan Gelar Mubes

Logo IPMADO Se-Jawa & Bali. (FOTO/ILS)
Malang, KAUM INDEPENDEN -  Kaum Intelektual yang bergabung Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (IPMADO) Se- jawa dan bali akan  melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) pada 14-16 februari mendatang nanti, di Wisma, Langen Werdhasih Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dalam pelaksanaan ini thema berjudul “Membentuk kader –kader pemimpin yang jujur, adil dan bertanggung jawab demi mewujudkan Dogiyai Dou Ena ”

Hal ini disampaikan oleh  Martinus Pigome, salah satu Mahasiswa Dogiay yang sedang mengayam pendidikan di Kota Malang, melalu via-handphone kepada kaumindependen. Jumat, (31/1) pagi tadi.

Dalam pelaksanan Mubes ini, nantinya, akan hadiri Pemerintah Kabupaten Dogiyai, Alumni IPMADO, dan Kepala PNPM Ibu Damiana Tekege, guna menyaksikan acara kami. Selain itu, akan diikuti oleh seluruh Mahasiswa Dogiay yang berasal Kota Study. Malang, Surabaya, Jogjakarta, Jakarta Bandung, Bogor, serta Bali, “Ujar Martinus, ketika menghubungi media ini.

Selain itu, Kepala PNPM, Damiana Tekege mengharapkan, melalui Mubes nanti perluh memilih pemimpin yang mampu mengembangkan wadah ini ,”Ujar Ibu Damiana, ketika dihubungi media ini via-handphone.

“Agar dapat terlahir pemimpin-pemimpin  yang memiliki integritas dan kredibilitas demi memimpin Kabupaten Dogiyai pada masa mendatang, “Kata Ibu Damina.


Kemudian disisi lainnya, kata Damiana, Mahasiswa  membuka mata melihat banyaknya penyimpangan atau persoalan yang dilakukan oleh penduduk non papua di Dogiay. Sepertinya, peredaran minuman keras, menjual makanan dan minuman sudah kadarwasa yang mestinya tidak pantas diperjual belikan, atau di konsumsi.

“Persoalan itu hinggah kini belum control dari pihak Pemerintah dan Badan Pengelolahan Obat dan Makan (BPOM), “Itu merupakan bagian dari perang Mahasiswa juga,”Ujarnya.  

Untuk itu kita harus tegakkan, demi menyelematkan manusia,  “kalau bukan  mahasiswa, siapa lagi yang melakukan bahkan perhati persoalan di Dogiay, sebab mahasiswa adalah agent of change,” tandasnya.

Guna menyukseskan kegiatan ini, Ketua Panitia Mubes dan seminar IPMADO, Yusak Iyai, mengharapkan kepada semua Mahasiswa Dogiay di Se-Jawa dan Bali, "perlu berusaha agar kegiatan ini dapat berjalan dengan dan sukses, “Pungkas Ketua palaksanaan Mubes Ipmado itu.

Semoga dengan adanya Musyawara dan Seminar  kita dapat menciptakankan pemimpin-pemimpin yang mampu memimpin, serta  menyelesaikan dan manyampaiakn aspirasi mahasiswa dan masyarakat Dogiyai berada dalam masalah. Kemudian, kata dia, melalui kegiatan ini dapat mempererat tali persaudaraan diantara  kaum Intelek asal Dogiay yang sedang mengayam Pendidikan di beberapa Kota Study di Jawa dan Bali, bahkan Papua pada umumnya, “Harap Iyai.


Jackson Ikomouw

Buctar Tabuni: Tuhan Menciptakan Tanah Papua, Untuk Bangsa Papua

Ketua PNWP bersama rekan-rekannya. (FOTO/ILS)
Jayapura, KAUM INDEPENDEN – Katua Parlemen Nasional West Papua (PNWP), Buctar Tabuni, mengatakan, Tanah Papua barat adalah milik orang Papua barat, buka kaum imigrasi dan transmigrasi. Maka rakyat bangsa Papua jangan menyerah untuk mempertahan tanah kami.“Kata Buctar Tabuni , Jumat, 31 Januari 2014.

Melalu pres reases yang diterima media ini, Buctar Tabuni, mengatakan, tidak ada satu kutu busukpun yang datang menghambat perjuangan Bangsa Papua Barat dan/atau intervensi tanah ini, 

Kolonial, Impirialisme, Gubernu dan MRP, bahkan jajaran Pemerintahan colonial Indonesia yang ada diatas bumi Cendrawasih tidak punya hak untuk mengatur tanah ini,”Ujarnya.

Siapapun dia harus hargai orang asli papua ! sebagai pemilik tanah Papua dari Sorong sampe Samarai, “tegas Buctar.

Sebab, kata Dia, Tuhan Allah menciptakan pulau Papua untuk orang Papua, Tuhan Allah menciptakan pulau Jawa untuk orang Jawa, Tuhan Allah menciptakan pulau Sulawesih untuk orang Sulawesi, Tuhan Allah menciptakan pulau Kalimantan untuk orang Kalimantan, bahkan suku Bangsa lainnya di Dunia ini pun Tuhan telah menciptakan  mereka masing-masing," Tutur Buctar Tabuni, yang dirinya masuk dalam Daftar Pencarian Orang oleh MIliter Indonesia itu.

Tuhan menciptakan Pulau Papua dan menempatkan diatas tanah ini. Orang Papua yang mistery, orang Papua yang indah, orang Papua tidak dimiliki oleh bangsa lain, suku lain, ras lain, Tuhan berikan secara khusus kepada orang Papua.


Ingat ! Orang Papua bukan separatis.  Separatis adalah mereka yang datang memaksakan rakyat Papua gabung dengan Kolonial Indonesia.

Kolonial Indonesia adalah separatis, Militer Kolonial Indonesia itu Separatis. Separatis adalah mereka yang datang melakukan pemisahan diatas tanah Papua.


Namun diharapkan kepada rakyat Papua, tutur Buctar, Jangan pernah menyerah, mari kita LAWAN, LAWAN, dan LAWAN kita pasti akan menang.

Perjuangan masih panjang, kita terus berjuang, Ujarnya.
 Sebab, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) akan selalu digaris depan sebagai media rakyat Papua barat. Resiko apapun kami akan terima dengan lapang dada.Selain itu kematian, Pungkas Tabuni, “Lanjutnya, sebab kematian adalah kemuliaan Tuhan untuk tanah ini, penjarah adalah profesih sebagai seorang pejuang, dimasukan dalam Daftar Pencarian orang (DPO). Itu meruapakan resiko yang mesti dihadapi  dalam perjuangan ini.

Karena, kata Dia, Kami berjuan untuk keselamatan negeri bahkan buat anak cucu kami dikemudian hari. Rakyat Papua yang akan menentukan nasib bangsa Papua kedepan, namun tetap pada posisi untuk terus berjuang demi pembebasan tanah Papua secara utuh, “Imbunya.

Siksaan, Penderitaan, dan apapun tantangan pasti akan hadapi dalam proses perjuangan ini. Maka hadapi hal itu “demi keadilan dan kebenaran” sebab itu merupakan sebuah resiko bagi kami. Tapi ingat, Tutup Buctar,  Kemuliaan Tuhan sedang menantimu di akhirat sesuai dengan cara Tuhan itu sendiri. (SI)


Jackson Ikomouw