Rabu, 15 Januari 2014

PENDATANG DI PAPUA, IBARAT TUMBUHAN BENALU

“Katika melihat eksitensi Orang  Asli Papua (OAP) terancam namun saya terinspirasi untuk menulis Artikel ini. Sebeb, menurut saya ini sebuah faktar yang sedang terjadi di Tanah Papua”


Oleh: Jackson Ikomou*)

Benalu adalah sekelompok tumbuhan parasit obligat yang hidup dan tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada pohon-pohon besar di daerah tropis. Biji tumbuhan ini pada buahnya menghasilkan getah seperti lem berbentuk jeli yang lengket.

Penyebaran tumbuhan ini terjadi dibantu oleh burung, apabila burung memakan buah dan bijinya lalu mengekskresikan pada dahan pohon, bijinya yang lengket akan menempel pada dahan pohon selanjutnya akan berkecambah dan benalu muda mulai tumbuh.

Benalu sering dikaitkan dengan orang yang senang menumpang diatas Tanah leluhur orang lain. Hal ini mirip dengan ungkapan parasite atau hive di dalam bahasa Inggris. Bahkan kondisi di Tanah Papua Barat.

Namun ilustrasi Pohon benalu saya kaitkan dengan kontes Papua Barat saat ini. Pendatang di Tanah Papua adalah ibarat Pohon benalu. Sebab kedatang mereka telah menghancurkan eksitensi orang Papua.

Pohon yang tumbuh dari tanah ibaratnya orang asli Papua.  Hal ini terungkap dalam diskusi telah digelar oleh Mahasiswa Papua yang sedang mengayam pendidikan di Kota Bogor dan Bandung. Pada  tahun lalu di asrama Paniai Bogor.

Orang Papua yang sebelumnya budaya bercocok Tanam, menjalah Ikan, berternak namun itu mulai terkikis akibat kedatangan transmigrasi di Papua. Tanah-tanah adat di Tanah Papau diduduki kaum pendatang. Tempat yang dulunya rakyat Papua berkebun diambil alih oleh pendatang.

Kemudian. tempat yang dulunya orang Papua mencari kayu dibabat habis oleh perusahan kayu. Selain itu, pohon-pohon sagu dibabat habis oleh perusahan-perusahan asing. Upaya untuk merubah padigma orang Papua berkebun di rubah dengan beras melalu program Pemerintah selain itu toto gelap dibebasakan. Ini merujuk pada terancamnya kehidupan rakyat papua yang sebelumnya.

Contoh kasus; di Danau Paniai dulunya ada empat belas macam udang tetapi sekarang tinggal dua macam, akibat kaum pendatang membangun rumah dipinggiran Danau Paniai dan bahkan orang pendatang membuang sampa sembarang, sehinggah bermunculan tumbuhan aceng gandong maka habitat di Danau Paniai mulai hilang.

Kemudian, Banyak lahan yang dulunya orang berkebun hanya tinggal cerita. Pengaruh paradigm berpikir dirubah dengan kebijakan pemerintah terstuktural melalu beras JPS.Namun semua lini dikuasi kaum pendatang di Tanah Papua, karena semua bidang dimatikan melalu cara kaum colonial. Sehinggal orang Papua menjadi tumbal diatas Tanah asalnya sendiri. 

Jika melihat kondisi Papua, “ini Nyata” sebab semua sector dikuasi oleh kaum pendatang, sehinggah orang Papua jadi minoritas di tananya sendiri. Semua sector yang dimasudkan adalah Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Birokrasi dan bahkan tanah adat dirampas oleh Negara Kolonial Indonesia.

Persoalan ini, Indonesia telah  menunjukan moncongnya kepada orang Papua bawah, “saya tidak suka Orang Papua, tetapi saya suka Sumber Daya Alam (SDA) Papua sebab pada malam tadi Prabowo sumbianto telah menunjukan taringnya untuk menguras kekayaan Papua,” melalui Twiiter pribadinya. Seperti yang dilansir kaumindependen.

Jika dalam pesta Demokrasi pada bulan depan Prabowo Subianto dinyatakan sebagai Presiden Indonesia. Pasti akan mengekploitasi sumber daya alam kepada para kapitalis asing tanpa mementingkan kesejahteran Rakyat pribumi. Kemudian,  akan mengadakan riset dimana tempat sumber daya alam yang masih dinilai berpotensi. 

Dalam kondisi itu, Operasi Militer terus menerus diguncangkan, seperti kondisi sekarang dimasa kepemimpinan Susilo Bambang Yodhoyona (SBY) sebagai Presiden Kolonial Indonesia. Namun, perlu mempertimbankan siapa figure yang layak untuk merubah nasib Rakyat Papua di masa mendatang nanti.

Pendatangan sedang bertumbu dengan segar, sedangkan Rakyat Papua menjerit penderitaan. Jika persoalan ini terus bertumbuh, “akan kemana kah? Nasib anak cucu kita kedepan ? mari tanyakan diri kita masing-masing sebagai anak bangsa Papua Barat.

Perlu ketauhi bersama, kaum penjajah datang untuk menjajah. Sebab Kolonial Indonesia klaim Papua masih bermasala. Namun, mari kita merenung sejanak tentang status tanah air kita pada saat ini.


Tanah Papua Dalam Rebutan Asing

             Dalam persoalan Papua, pihak asing pun tak berdiam diri, namun kaum Kapitalisme telah menunjukan taringnya kepada Indonesia untuk menanam investasi. Hal ini telah terbukti, Tanah Papua sudah di Ekploitasi habis oleh Kapitalisme dan Impirialisme. Dalam kondisi tersebut Indonesia telah memainkan komunikasi Politik untuk meredamkan diplomasi yang sedang di bangun oleh para diplomat Papua Barat yang ada  di luar negeri bahkan di dalam negeri.

SBY sudah memberikan sumber Daya Alam Papua seenaknya kepada pihak asing untuk mematikan perjuangan Rakyat Bangsa Papua. bahkan banyak persoalan di Tanah Papua tak bisa dijelaskan kata perkata.

Disaat Rakyat menolak mengekploitasi Sumber Daya Alam di Papua, rakyat jadi korban akibat kekerasan Militer Kolonial Indonesia. Militer Indonesia berperan untuk melindungi kepentingan kaum kapitalisme dan Imprialisme di Tanah Papua ini sudah terbukti.

Maka, Kekerasan Militer Indonesia di Tanah Papua telah membangkitkan semangat perlawanan Rakyat Papua. Namun disampaikan kepada Militer Kolonial Indonesia jangan menjadi kaki tangan kapitalisme dan impirialisme.

Sebab, Militer Indonesia sudah membunuh Jutaan Rakyat Bangsa Papua dari sejak awal Papua dikelaim sebagai bagian dari Indonesia melalu PEPERA yang telah dimanipulasi oleh Kolonial; Indonesia.

Di poin terakhir, inilah awal bertumbunya tumbuhan benalu parasit di tanah Papua, sedangkan pohon yang tumbuh dari Tanah mulai kering. Sungguh sangat nyata ilustrasi, “Tumbuhan Benalu”  dengan kondisi di Tanah Papua. Sebab, kedatangan colonial Indonesia dan Kapitalisme Asing telah membawah nasib buruk bagi Rakyat Bangsa Papua. kemudian eksitensi orang asli Papua pun terancam  punah.

Kembalikan Eksitensi OAP, Tanggung Jawab Generasi Bangsa Papua
Kitong semua su tahu dengan kondisi kitong punya Tanah yang penuh dengan susu dan madu. Mari kitong tanyakan pada diri kita masing-masing.  Apa yang selama ni sa lakuakn untuk tanah air ? Buanglah gensi dan Egois. Sebab, ini menjadi persoalan yang buruk dikalangan Rakyat Bangsa Papua. Namun perlu kita saling mendukung guna mengembalaikan eksitensi Rakyat Papua yang matikan oleh Kolonial Indonesia dan Impirialisme asing.







 

Tidak ada komentar: