“Katika melihat eksitensi
Orang Asli Papua (OAP) terancam namun
saya terinspirasi untuk menulis Artikel ini. Sebeb, menurut saya ini sebuah
faktar yang sedang terjadi di Tanah Papua”
Oleh: Jackson Ikomou*)
Benalu adalah sekelompok tumbuhan
parasit obligat yang hidup dan tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan
lain. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada pohon-pohon besar di daerah
tropis. Biji tumbuhan ini pada buahnya menghasilkan getah seperti lem berbentuk
jeli yang lengket.
Penyebaran tumbuhan ini terjadi dibantu oleh burung, apabila
burung memakan buah dan bijinya lalu mengekskresikan pada dahan pohon, bijinya
yang lengket akan menempel pada dahan pohon selanjutnya akan berkecambah
dan benalu muda mulai tumbuh.
Benalu sering dikaitkan dengan orang yang senang
menumpang diatas Tanah leluhur orang lain. Hal ini mirip dengan ungkapan parasite
atau hive di dalam bahasa Inggris. Bahkan kondisi di Tanah Papua Barat.
Namun ilustrasi Pohon benalu saya kaitkan dengan
kontes Papua Barat saat ini. Pendatang di Tanah Papua adalah ibarat Pohon
benalu. Sebab kedatang mereka telah menghancurkan eksitensi orang Papua.
Pohon yang tumbuh dari tanah ibaratnya orang asli
Papua. Hal ini terungkap dalam diskusi
telah digelar oleh Mahasiswa Papua yang sedang mengayam pendidikan di Kota
Bogor dan Bandung. Pada tahun lalu di
asrama Paniai Bogor.
Orang Papua yang sebelumnya budaya bercocok Tanam,
menjalah Ikan, berternak namun itu mulai terkikis akibat kedatangan
transmigrasi di Papua. Tanah-tanah adat di Tanah Papau diduduki kaum pendatang.
Tempat yang dulunya rakyat Papua berkebun diambil alih oleh pendatang.
Kemudian. tempat yang dulunya orang Papua mencari
kayu dibabat habis oleh perusahan kayu. Selain itu, pohon-pohon sagu dibabat
habis oleh perusahan-perusahan asing. Upaya untuk merubah padigma orang Papua
berkebun di rubah dengan beras melalu program Pemerintah selain itu toto gelap
dibebasakan. Ini merujuk pada terancamnya kehidupan rakyat papua yang
sebelumnya.
Contoh kasus; di Danau Paniai dulunya ada empat
belas macam udang tetapi sekarang tinggal dua macam, akibat kaum pendatang
membangun rumah dipinggiran Danau Paniai dan bahkan orang pendatang membuang
sampa sembarang, sehinggah bermunculan tumbuhan aceng gandong maka habitat di
Danau Paniai mulai hilang.
Kemudian, Banyak lahan yang dulunya orang berkebun
hanya tinggal cerita. Pengaruh paradigm berpikir dirubah dengan kebijakan
pemerintah terstuktural melalu beras JPS.Namun semua lini dikuasi kaum
pendatang di Tanah Papua, karena semua bidang dimatikan melalu cara kaum
colonial. Sehinggal orang Papua menjadi tumbal diatas Tanah asalnya sendiri.
Jika melihat kondisi Papua, “ini Nyata” sebab
semua sector dikuasi oleh kaum pendatang, sehinggah orang Papua jadi minoritas
di tananya sendiri. Semua sector yang dimasudkan adalah Ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan, Birokrasi dan bahkan tanah adat dirampas oleh Negara Kolonial
Indonesia.
Persoalan ini, Indonesia telah menunjukan moncongnya kepada orang Papua
bawah, “saya tidak suka Orang Papua, tetapi saya suka Sumber Daya Alam (SDA)
Papua” sebab pada malam tadi
Prabowo sumbianto telah menunjukan taringnya untuk menguras kekayaan Papua,”
melalui Twiiter pribadinya. Seperti yang dilansir kaumindependen.
Jika dalam pesta Demokrasi pada bulan depan
Prabowo Subianto dinyatakan sebagai Presiden Indonesia. Pasti akan mengekploitasi
sumber daya alam kepada para kapitalis asing tanpa mementingkan kesejahteran
Rakyat pribumi. Kemudian, akan mengadakan
riset dimana tempat sumber daya alam yang masih dinilai berpotensi.
Dalam
kondisi itu, Operasi Militer terus menerus diguncangkan, seperti kondisi
sekarang dimasa kepemimpinan Susilo Bambang Yodhoyona (SBY) sebagai Presiden
Kolonial Indonesia. Namun, perlu mempertimbankan siapa figure yang layak untuk
merubah nasib Rakyat Papua di masa mendatang nanti.
Pendatangan sedang bertumbu dengan segar,
sedangkan Rakyat Papua menjerit penderitaan. Jika persoalan ini terus
bertumbuh, “akan kemana kah? Nasib anak cucu kita kedepan ? mari tanyakan diri
kita masing-masing sebagai anak bangsa Papua Barat.
Perlu ketauhi bersama, kaum penjajah datang untuk
menjajah. Sebab Kolonial Indonesia klaim Papua masih bermasala. Namun, mari
kita merenung sejanak tentang status tanah air kita pada saat ini.
Tanah
Papua Dalam Rebutan Asing
Dalam persoalan Papua, pihak asing pun tak
berdiam diri, namun kaum Kapitalisme telah menunjukan taringnya kepada Indonesia
untuk menanam investasi. Hal ini telah terbukti, Tanah Papua sudah di
Ekploitasi habis oleh Kapitalisme dan Impirialisme. Dalam kondisi tersebut
Indonesia telah memainkan komunikasi Politik untuk meredamkan diplomasi yang
sedang di bangun oleh para diplomat Papua Barat yang ada di luar negeri bahkan di dalam negeri.
SBY sudah memberikan sumber Daya Alam Papua
seenaknya kepada pihak asing untuk mematikan perjuangan Rakyat Bangsa Papua.
bahkan banyak persoalan di Tanah Papua tak bisa dijelaskan kata perkata.
Disaat Rakyat menolak mengekploitasi Sumber Daya
Alam di Papua, rakyat jadi korban akibat kekerasan Militer Kolonial Indonesia.
Militer Indonesia berperan untuk melindungi kepentingan kaum kapitalisme dan
Imprialisme di Tanah Papua ini sudah terbukti.
Maka, Kekerasan Militer Indonesia di Tanah
Papua telah membangkitkan semangat perlawanan Rakyat Papua. Namun disampaikan
kepada Militer Kolonial Indonesia jangan menjadi kaki tangan kapitalisme dan
impirialisme.
Sebab, Militer Indonesia sudah membunuh Jutaan
Rakyat Bangsa Papua dari sejak awal Papua dikelaim sebagai bagian dari
Indonesia melalu PEPERA yang telah dimanipulasi oleh Kolonial; Indonesia.
Di poin terakhir, inilah awal bertumbunya
tumbuhan benalu parasit di tanah Papua, sedangkan pohon yang tumbuh dari Tanah
mulai kering. Sungguh sangat nyata ilustrasi, “Tumbuhan Benalu” dengan kondisi di Tanah Papua. Sebab, kedatangan
colonial Indonesia dan Kapitalisme Asing telah membawah nasib buruk bagi Rakyat
Bangsa Papua. kemudian eksitensi orang asli Papua pun terancam punah.
Kembalikan
Eksitensi OAP, Tanggung Jawab Generasi Bangsa Papua
Kitong semua su tahu dengan kondisi kitong punya
Tanah yang penuh dengan susu dan madu. Mari kitong tanyakan pada diri kita
masing-masing. Apa yang selama ni sa
lakuakn untuk tanah air ? Buanglah gensi dan Egois. Sebab, ini menjadi persoalan
yang buruk dikalangan Rakyat Bangsa Papua. Namun perlu kita saling mendukung guna
mengembalaikan eksitensi Rakyat Papua yang matikan oleh Kolonial Indonesia dan
Impirialisme asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar