Senin, 20 Januari 2014

Operasi Militer di Paniai, Warga Sulit Bebas Ekspresi

Semuel Madai, saat memberikan
keterangan. ( FOTO/Eki)

Paniai, KAUM INDEPENDEN - Terhitung dari sejak pembongkaran markas besar Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) di Eduda, Paniai Papua. Pada, 14 December 2011 sampai saat ini, gabungan Militer Indonesia bersiaga dengan mengenakan peralatan lengkap di kota Enarotali, sehinggah warga  merasa resah untuk melaksanakan aktivitas  “Hal itu disampaikan oleh Semuel Madai, selasa, (21/1) Pagi tadi.

Kepada kaumindependen,  Semuel Madai,  mengatakan, situasi sekarang di Kabupaten Paniai sangat sulit untuk beraktivitas dan bahkan untuk mencari mata pencarihan bagi warga Paniai, “Ujar Semuel Madai.

Pada 7 Februari 2013 lalu, team dari Lembaga Study dan Advokasi Hak Asasi Manusia (ELSHAM) mendatangi kesini untuk memantau kondisi disekitaran Pusat Ibu Kota Kabupaten Paniai tepatnya di Enarotali. " hari itu juga aparat sedang melakukan razia handphone berisi lagu Papua dekat teminal sambil menodong senjata agar tidak menyimpan lagu-lagu dalam handphone mereka dan juga melarang menyanyikan lagu-lagu bahasa Papua. Persoalan ini team dari Elsam sendiri telah menyaksikan tindakan diskriminasi yang dilakukan aparat Militer itu,"jelas Semuel.

Selain itu, Kata Semuel, Aparat juga melarang warga mengenakan gelang, manik-manik, dan mahkota tradisional. “Kamu tidak boleh memakai gelang, manik-manik atau ikat kepala, dan atribut Papua merdeka yang lain. Kalau ada yang coba-coba pakai, nanti kami tembak,” Ujar Samuel sambil meniru kata seorang Polisi itu.

Saya harap, Kata Semuel,  segerah menarik semua aparat Militer dari Paniai Papua. Sebab, keberadaan mereka sedang menghancurkan budaya dan menakut nakuti  warga, sehinggah susah untuk beraktivitas,”Harap Semuel
yang sehari-hari sebagai juru parker di Enarotali. (Eki/Gobai)


Editor: Jackson Ikomou


Saat Militer Indonesia Razia Alat-alat Kerja dan Handphone
Milik Warga Paniai. (FOTO/Elsam)





Tidak ada komentar: