Jumat, 11 September 2015



BERTEMU DAN BERPISAH
Sesudah lulus dari sekolah menegah pertama (SMP), melangkah ke tingkat menengah atas (SMA) saya dari kampung halaman turun ke kota Nabire, dan saya mendaftarkan nama saya di salah satu sekolah di kabupaten Nabire yaitu di SMA NEGERI 1 NABIRE, adalah merupakan sebuah sekolah yang tertua di kabupaten nabire, disitu saya pun di terima  dengan hasil tes yang memuaskan, sebagai seorang siswa di sekolah tersebut, disitu bermula dengan masa orientasi siswa(MOS) yang merupakan awal pertemuan dengan teman-teman yang sebelumnya saya belum kenal dan guru-guru di sekolah tersebut, dan disitu kami mendapatkan materi dari beberapa pihak yaitu dari pihak sekolah, kepolisian dan pihak kesehatan.
seorang teman yang pertama kali saya kenal adalah Amoye Fery Tibakoto yaitu saat kami di suruh tulis perlengkapan masa orientasi siswa (MOS) dari lapangan tengah oleh kaka-kaka pendamping, karena saat itu dia tidak membawa buku catatan maka dia meminta sama saya, dan saya membagi kertas saya sama dia. Dan saat itu merupakan awal pengenalan bersama dia. Dan teman-teman saya yang lain  juga mulai mengenal, saat kegiatan masa orientasi siswa(MOS) sedang berlangsung  di sekolah,  dan ada teman-teman  yang saya kenal setelah mereka pindah dari sekolah lain ke sekolah kami.
 Dalam masa pengabdian tiga tahun di tingkat menengah atas(SMA) ini kami mempunyai banyak kegiatan yang kami lakukan saat kami di sekolah. Setiap kali jam istrahat kami selalu mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan semau kami sepertinya main futsal, main bola voly dan kadang bersantai duduk cerita-cerita kadang makan di kantin-kantin yang ada di sekitar sekolah.
Di setiap tengah semester maupun akhir semester kami selalu di perhadapkan dengan ujian tengah semester dan akhir semester sebagai ujian kenaikan kelas. Hasil yang kami dapatkan kadang memuaskan dan kadang kurang memuaskan karena kemampuan kami terbatas dan kurang mampu memahami setiap materi yang selalu diajarkan oleh guru-guru kami di masa itu.
Selama status kami menjadi siswa di sekolah tersebut kami melewati tiga tingkatan kelas yaitu kelas 1, 2, dan 3. Kami mengabdi di kelas satu (1) satu tahun, kelas dua (2) satu tahun dan kelas tiga (3) satu tahun, Akhir semester dari kelas tiga (3) ini kami di perhadapkan dengan ujian nasional sebagai ujian akhir semester di kelas tiga (3).
Sebelum dua bulan mengikuti ujian nasional,  kami di berikan less tambahan oleh guru-guru kami yang mengajarkan mata pelajaran ujian nasioanal sepertinya, mata pelajaran umum yaitu bahasa indonesia, bahasa inggris, matematika, dan mata pelajaran khusus bagi jurusan IPS yaitu: ekonomi, geografi, dan sosiologi, dan bagi jurusan IPA yaitu fisika, kimia dan biologi.
detik-detik terakhir memasuki ujian nasional, kami pun mengikuti ujian percobaan yang di berikan dua kali oleh  guru-guru kami di sekolah untuk menguji kemampuan kami, sehingga kami pun mengikutinya dengan baik, dan hasil kami pun memuaskan.  Akhirnya, dalam bulan April tepat pada tanggal 13-15 kami pun mengikuti ujian nasional selama tiga hari. Selama sebulan terhitung dari hari ketiga usai ujian nasional merupakan batas waktu untuk kami menunggu hasil ujian nasional yang telah kami mengikutinya.
sementara kami  menunggu hasil ujian ini, dari ratusan siswa yang telah mengikuti ujian, kami membentuk panitia perpisahan untuk mengadakan acara perpisahan bersama, setelanya itu selama beberapa minggu  kami mulai bergerak untuk mencari dana demi  acara yang kami maksudkan. Kami  pun mengumpulkan dana dari berbagai sumber yaitu iuran wajib persiswa yang telah mengikuti ujian nasional, dari pihak sekolah serta pihak lain yang membantu kami yang kami tidak sebutkan,
selama beberapa minggu itu, kami mengadakan beberapa kali pertemuan, dalam pertemuan ini kami pun selalu membicarakan beberapa hal penting yang menjadi tujuan utama dari acara kami yang kami maksudkan. Pertemuan terakhir merupakan penentuan hari dan tanggal pelaksanaan acara perpisahan, sehingga hari pelaksanaanpun di tentukan bersama dalam ruang rapat.  
Setelah hari terakhir untuk esoknya mau dengarkan hasil, kami mengadakan acara perpisahan bersama guru-guru kami dan adik-adik kelas serta orang tua kami, bertempat di aula serba guna “Dou Topii” di sekolah, yang telah di bangun sejak tahun 2013.
Kemudian esok harinya pagi-pagi pada jam 7.00  kami kembali ke sekolah untuk mendengarkan hasil ujian nasional, yang sedang kami menunggu. Setibanya di sekolah kami jam pengumuman hasil ujian kami, dan tunggu sampai beberapa jam kemudian, kami di suruh masuk ke dalam kelasnya masing-masing oleh kepala sekolah Drs Matheos laleb S.pd M.pd (Almarhum) dan kamipun mulai masuk. dan hasil ujian nasional kami di berikan oleh wali kelas masing-masing dalam sebuah amplop kecil yang dalamnya ada tulisan “LULUS” melalui orang tua kami yang hadir menerima hasil kami, dan dari tangan orang tua, langsung di berikan kepada kami untuk melihat hasilnya sendiri,  kami membuka sebuah amplop itu dan melihat sebuah tulisan LULUS, semangat kami meluap dan kami meramaikan selama beberapa jam di halaman sekolah yaitu coret mencoret baju dengan berwarnah-warnih piloks yang disiapkan oleh teman-teman sebelumnya.
Keesokan harinya kami tak punya harapan lagi untuk kembali kesekolah lagi karena tercipta momen  yang sangat memisahkan kami antara satu sama yang lain karena kami mempunyai niat yang berbeda menurut jurusan yang kami ambil untuk melanjutkan sekolah di tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu kuliah di berbagai kota.

Tidak ada komentar: