Sabtu, 30 Mei 2015

OKNUM TNI ANIYAIYA , SISWA SMK N 1 TIGI DI DEIYAI PAPUA


ALPIUS MOTE, siswa SMA N 1 Tigi.
Ia tembak oleh Brigade Mobil (Brimob) Polda
Papua  ketika pulang sekolah di Deiyai Tahun 2013 lalu.
FOTO:ILS
DEIYAI, Tiga Oknum Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tugas di kem PT. Dewa Kresna di Kampung Ipoke, Deiyai Papua, melakukan penganiyaan, Yundra Pekei (18 Thn), yang baru saja lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tigi, Jurusan Peternakan,  Jumat, (29/5), di Kampung Woyoukita Deiyai Papua, siang kemarin.

Ini Kronologisnya
Sekitar Pukul 01.00 WIT, siang kemarin. Usai kerja di rumah, saya menuju ke kebun untuk menjemput mama saya.  Ketika di jalan Raya di Kampung Woyoukita, saya lihat sebuah tuk tengki sedang mengambil air. Saat itu, tidak ada seorang pun yang ada disekitar situ. Hanya  dalam truk tengki itu ditumpangi tiga orang, dua orang ada gantung senjata, sedangkan  yang satunya sopir truk .

Kemudian saya mengatakan, “Kamu ambil air belum pernah bayar, dari yang sebelumnya hingga sekarang. Oleh karena itu, kamu harus bayar.

Mereka membatah, “Kami sudah bayar, “Ujar TNI yang pegang Senjata itu.
Lalu saya ngotong mereka lagi,  “Cepat bayar, kamu ambil air itu. tetapi mereka membatah dan melakukan pemukulan terhadp saya, “Tengdang saya. Usai itu, mereka mengeluarkan tembakan sekitar satu kali.

Saya menyembunyikan diri di bawah kolon jembatan kali Woyoukita  tapi mereka ngotong saya keluar dari dalam gorong-gorong, “We cepat-cepat ko keluar dari dalam, “Kata Yundar, meniru  ucap oknum TNI itu.
Kemudian saya dipaksa naik truk tengki. Secara paksa saya dinaikkan dalam truk tengki air bersih. Dari dalam truk mereka sembunyi diriku dibawah kaki mereka.

Saat itu, Lanjutnya, saya berpikir, saya tidak bikin masalah apa-apa, saya hanya tuntut hak saya sebagai pemilik air bersih.

Kedua oknum TNI itu pukul saya dari atas truk hingga tiba di Kem PT. Dewa Kresna di Kampung Ipoke.
Kemudian, saya dimasukan dalam sebuah kolam. Kolam itu di bikin dari alat berat (Bajak-Red) saya diminta untuk masuk dalam kolam itu. Saya direndam, sambil di pukul. Yang mealakukan pemukulan saat itu, sekitar belasan oknum anggota TNI yang jaga di Kem PT. Dewa Kresna melakukan pemukulan.

Mereka (Oknum TNI-Red) Pukul saya sambil ketawa. Usai itu, saya disuruh naik dari Kolam. Mereka dorong-dorong saya, sambil ketawa. Kemudian, “Saya disuruh Koporol. Jalam Babi. Jalan Ular, bahkan berbagai macam cara yang mereka lakukan kepada saya.

Selain itu, Mereka mandikan tubuhku dengan becek. Saya mulai menggigil kerena kedinginan. Mereka berikan makan, saya makan tapi tubuhku masih saja trasa kedinginan.

Kemudian, mereka minta tunjukan jari tangan saya. Mereka pulang saya di sepuluh jari tangan, sambil bergantian.

Usai itu, saya diberikan uang, lalu di pulangkan sekitar Pukul 06.00 WIT sore. Mereka minta saya untuk diantar tapi saya menolaknya.

“Saya sangat mengucap syukur kepada Tuhan. Karena saya tidak tahu merokok, makan pinang, dan komsumsi minuman beralkohol. Walapu mereka (TNI-Red) pukul saya, tidak rasa sakit, bahkan tidak ada apa pada tubuh saya, “ Jelas,Yundar Pekei, usai menjelaskan Kronologis kepada Wartawan,  siang tadi, depan Kantor Koramil Deiyai.

Semantar itu, Saksi dari Tempat Kejadian Peristiwa,Yulianus Pekei, menjelaskan, Kemarin siang, saya menggunakan motor. Ketika melintas Jalan Kampung Woyoukita, saya lihat truk tengki sedang ambil air. Ketika mengarahkan pandangku ke  kanan saya lihat baju jaket yang sering kenakan Sdr. Yundar, saya curigai, dengan bunyi tembakan tadi. 

Saya berhenti, lalu pantau-pantau dekat kali. Kemudian, saya diancam dan ditodong dengan senjata lazar panjang oleh satu satu oknum aparat yang lagi ambil Air bersih. Kemudian, saya pura-pura menuju ke arah kampung Obaibago.

Ketika Truk tengki meninggalkan tempat, saya bersama Agus mengejar dari belakan. Di Kampung Moma, saya panggil 10 orang pemuda. Kami mulai cek di beberapa kem perusahan yang ada, sekitar Pukul 05.00 WIT Sore.

Ketika tiba Kem PT. Dewa di Kampung Ipoke, Mobil Tengki yang tadi itu ada situ. Kemudian, 5 Pemuda tunggu di sebelah jalan, sedangkan kami lima lain masuk untuk cek Kem PT. Dewa.

Kata Agus Pekei, kami mulai masuk tanya mereka, tapi  bilang tidak disini. Namun, meninggalkan Kem PT. Dewa di Kampung Ipoke, Distrik Tigi Timur Kabupaten Deiyai Papua.
Demikian jelas korban dan saksi kepada media  ini, Sabtu, (30/5) singan tadi, dari depan Kantor Koramil Deiyai.

Dari tempat yang sama, Keluarga korban, Manu Pekei, menegaskan, Kami minta jangan berulang lagi mengambil air bersih tanpa seijin pihak pemilik. Kalau Pemerintah silakan mengambil, karena mereka sudah bayar hak ulayat, dan sementara sedang bikin bak untuk air bersih di wilayah Deiyai. 

“Kami tidak mau lihat lagi truk tengki air bersih yang parkir. Dari perusahan mana pun kami menolak tegas.
Apabila dikemudian hari terjadi hal yang sama. Perusahan tersebut harus angkat kaki dari Deiyai. “Kami mau itu hidup aman dan damai, “Tegas keluarga korban itu, ketika diminta keterangan. (JI)

Kamis, 21 Mei 2015

SOAL PANIAI BERDARAH, KELUARGA KORBAN MINTA TIM POLDA PAPUA UMUMKAN HASIL INVESTIGASI AWAL

Salah satu slide yang ditampilkan dalam sosialisasi tragedi Paniai Berdarah kepada para pengunjung Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (28/03/2015) oleh Gempa KPH Berapi. Foto: Dok. MS.
OLEH: TINUS PIGAI*)

Paniai - Masyarakat paniai terutama keluarga korban meminta Tim PoldaPapua umumkan hasil investigasi awal kasus paniai 7-8 Desember 2014. Investigasi Awal yang dilakukan tiga hari setelah Pemakaman Mayat Korban kasus paniai oleh Tim Porensik dari polda,Kodam dan Mabes Polri, Semua sisa amunisi yang kena pada korban hidup pihak rumah
sakit pernah menyerahkan dalam bentuk paket kepada Tim Porensik dari Gees House Enarotali tanggal 12 desember 2014, malam .
 Saat itu Tim Porensik mengatakan kami akan memastikan sisa-sisa amunisi milik siapa, dengan menggunakan alat canggi dan janji untuk mengumumkan Hasilnya, tetapi masih belum di umumkan hingga saat ini dan jokowi menilai semakin tinggi sorotang dunia internasional terkait kasus paniai yang selama 2 bulan lebih isunya seakan mati di indonesia terutama di papua. Beberapa minggu lalu Presiden Jokowi meminta Kapolda melalui Kapolri membuka kembali Kasus paniai, atas perintah itu Kapolda bersama Tim turun berupaya melakukan investigasi ulang dan menegosiasi otopsi 2 mayat yang amusi masih dalam tubuhnya, selama dua hari.
Masyarakat paniai terutama keluarga korban menolak keras dengan alasan meminta hasil investigasi awal oleh tim porensik tersebut, saat ini kami menunggu hasil investigasi awal dari Tim Porensik dari Polda,
kodam dan Mabes Polri yang pernah lalukan itu bukan menerima dan memberikan data kasus paniai baik dari saksi maupun korban atau mengijinkan otopsi kepada Tim Polda Papua, jadi masyarakat menolak
karena hasil bisa saja kembali seperti hasil awal yang kami masih tunggu ini, salah satu masyarakat dalam pertemuan bersama Kapolda,Tim, Jajaran DPRD, seluruh Kepala Kampung, Tokoh Masyarakat,Tokoh,
pemuda,Tokoh Agama di kantor Polres 18/05/2015,kemarin. Lanjutnya; semua data dari saksi maupun korban kami serahkan kepada lembaga yang sedang menangani ham di indonesia yakni; Komnas Ham RI dan Tim Polda bisa kordinasinya jika ada kekurangan data, kalau otopsi masyarakat dan keluarga korban sudah menolak total. Kasus ini, Komnas Ham sudah memutuskan statusnya dalam sidang paripurna bahwa kasus paniai adalah sebuah pelanggaran ham berat dan sudah bentuk Tim AdHoc sesuai uu no
26 tahun 2000 tentang pengadilan ham, edikit lagi Tim Adhoc akan turun paniai dan kami menghargai semua kerja keras dari komnas dengan baik selama ini, tandasnya.


Penulis adalah; "Tim Peduli Kemanusiaan Kab Paniai"

HASIL UN, SMAN 2 TIGI MERAHI LIMA BESAR NILAI TERTINGGI DI PROVINSI PAPUA

Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tigi
Yanuarius Pigome. FOTO: Jekson Ikomou
DEIYAI, Pelaksanaan Ujian Nasional  tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Inodonesia, Senin, (13/4/15)  lalu. Hasil ujian nasional sudah disampaikan 15 Mei 2015 lalu. Namun, SMAN Negeri 2 Tigi Kabupaten Deiyai berhasil merahi 5 besar nilai tertinggi di tingkat Provinsi Papua. Demikian, kata Yanuarius Pigome S.Sos kepada TAPANEWS.com via seluler, Kamis, (21/5)
siang tadi.

Hasil ujian yang sudah disampaikan pada  bulan April lalu, ada salah satu siswa rahi 3,73. Yang bersangkut masuk lima besar tingkat Provinsi Papua.

“Kami sangat bangga dengan hasil yang peroleh. Itu merupakan sebuah kebanggaan bagi SMAN 2 Tigi, maka perlu ada dukungan dari pemerintah untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi kepada siswa yang merahi nilai 3,73, “Katanya.
Walaupun, pasilitas pendidikan masih minim, Sekolah  kami mempu merahi keberhasilan yang cukup baik di tingkat Provinsi Papua. Namun, kami harap perlu ada dukungan untuk melengkapi pasilitas pendidikan yang
belum ada. Agar, di tahun berikut mendapatkan hasil yang baik, Üjarnya.

Kami sangat harap, Kata Pigome, Pemerintah Daerah, orang Tua Siswa, dan seluruh masyarakar perlu dukung kami, dengan pasilitas pendidikan dan Doa. Atas dukungan semua komponen, demi mencetak Sumber Daya Manusia yang handal Profesional untuk masa depan bangsa dan daerah.

JACKSON IKOMOUW