Jumat, 22 Februari 2013

FORKOMPAS: Hentikan Kekerasan, Tarik Militer dari Puncak Jaya Papua

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/02/1361515016423601742.jpg
Foto Ilustrasi

Semarang, SUARA INDEPENDEN - Forum Komunikasi Mahasiswa Papua Semarang (FORKOMPAS) ,menyikapi insiden  Penembakan di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua yang mengakibatkan tewasnya delapan anggota TNI  dan empat warga sipil pada, Kamis 22 Februari seperti diberitakan melalui beberapa.
Hal ini sampikan oleh Salah satu Aktivis FORKOMPAS Bernardo Boma kepada suaraindependen, Jumat, (23/02). Pukul 13.00 WIB.
 Boma menuturkan Dalam Insiden  ini kami menyerukan kepada Pemerintah Pusat, khususnya Presiden Indoensia Susilo Bambang Yodhoyona (SBY), “jangan sewenang-wenangnya mengirim personil ke Puncak Jaya Papua. Tetapi perlu ada pertimbangan-pertimbangan dan/atau perlu ada pembacaan situasi di Puncak Jaya Papua, “ Katanya.
Namun. Lanjutnya, Beberapa media Nasional mengabarkan, Pemerintah Pusat sudah mengirim 700 personil untuk mengejar oknom pelaku penembakan di Sinak dan Tingginambut. Maka itu kami dari Aktivis FORKOMPAS menolak mengirim personil ke Puncak Jaya Papua.
“Stop mengirim personil TNI/PORLI Organik maupun Non Organik ke Puncak Jaya, Papua. Agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan.  Karena persolan ini akan mengganggu aktivitas warga sipil di Puncak Jaya bahkan disetiap wilaya di tanah Papua.
Kami harap harus ada kenyamanan bagi warga sipil dikabupaten Puncak Jaya, sekali lagi Kami Forum Komunikasi Mahasiswa Papua Semarang ( FORKOMPAS ) tandaskan dengan tegas " segerah menarik dan Stop Mengirim Pasukan Khusus TNI/PORLI Organik Maupun Non Organik di Puncak Jaya, Papua.

Dan Kami Meminta Pemerintah Indonesia Segera Membuka Ruang demokrasi bagi Rakyat Papua Barat. Untuk Menentukan Nasib sendiri sesuai mekanisme Internasinal.


Penulis : Bernardo Boma
Editor    : JI

Aktifis : FORKOMPAS
TLG DI MEDIA KAN WAUWA

Senin, 18 Februari 2013

Mahasiswa Papua Se-Jawa Bali: Pilgub Papua Kami berapa pada posisi Netral


Title #0
Puluhan massa yang tergabung dalam Barisan Mahasiswa Papua berunjukrasa di depan Gedung Mahkamah KOnstitusi, Jakarta, Senin (18/2/2013). Mereka meminta Lukas Enembe - Klemen Tinal, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih untuk mempercepat pembangunan di Papua yang saat ini jauh tertinggal dari provinsi lainnya di Indonesia. Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Semarang, SUARA INDEPENDEN - Ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Papua Semarang (HIPMAPAS) Bery Bhernarhd  Boma mengatakan  “Kami sebagai Mahasiswa dan  Pelajar berada pada posisi netral, kami tidak mendukun kadidat siapa pun dalam  gugatan 5 kandidat ke Makama Kontitusi (MK). Kepada  Suaraindepen, Senin, (18/02). Pukul 10.00 WIB

Kami sebagai Mahasiswa dan Pelajar berstudy di  Kota Semarang Jawa Tengah berada pada posisi netral, kami tidak mendukung siapa pun yang akan terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua

Bagi mahasiswa/I yang terlibat dalam aksi yang digelar oleh segelincir Mahasiswa pada siang tadi itu Dia bukan mengatas namakan HIPMAPAS. Namun, tetapi oknom tersebut mengikuti aksi di jakarta mengatas namakan pribadinya.  Jika ada kedapatan Mahasiswa dan pelajar yang  mengatas nama HIPMAPAS segera bertanggung jawab sesuai dengan mekanisme ogranisasi mahasiwa yang ada.
Hal yang sama juga ditulis oleh Ketua Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua (IMASEPA) Bandung Jawa Barat  Paul Mayor melalui Akun Facebook IMASEPA Bandung, Jawa Barat. Jika ada  kedapatan mahasiswa Papua di Jawa dan Bali khususnya Mahasiswa Papua Bandung, yang memberikan dukungan politik kepada salah satu kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Papua dengan cara berdemonstrasi ke Mahkamah Konstitusi (MK),
mereka yang mengikuti Aksi di Jakarta adalah sekelompok orang yang difasilitasi oleh kandidat tertentu demi kepentingan mereka.Namun, karena kami  sebagai mahasiswa dan pelajar sudah sepakat untuk bersikap netral dan independen, artinya tidak mendukung kandidat manapun. (SC/JI)