Jumat, 31 Januari 2014

Muhammad Yamin, Dituding Rekayasa Sumpa Pemuda

Bandung, KAUM INDEPENDEN - Peneliti sejarah dari Universitas Negeri Medan, Erond Damanik, telah menemukan beberapa kejanggalan dokumen sejarah terkait peristiwa 1928 membuat keraguan tentang keaslian sejarah sumpah pemuda. Dikutip dari rplasa, Edisi: 31 Januari 2014

Menurutnya, Damanik, "Soempah" tidak ditemukan dalam keseluruhan teks yang dikenal dengan sumpah pemuda sekarang ini, tetapi teks itu hanya dituliskan "poetoesan congres". Namun, pada  masa itu pemuda tidak melakukan sumpah, tapi hanya melakukan kongres dan hasil-hasil kongres itu disebut sebagai putusan-putusan kongres pemuda Indonesia.

Namun, dalam hal ini Muhammad Yamin dituding sebagai dalang dari pembelokan istilah tersebut. Erond menyatakan, lanjunnya, pembelokan itu bermula dari kongres Bahasa Indonesia kedua di Medan 28 Oktober 1954. Saat itu Soekarno turut hadir dalam acara pembukaan kongres. Sebab, lanjutnya, Yamin dan Soekarno saat itu sedang gencar-gencarnya melawan ideologi separatisme yang muncul diseluruh belahan bumi Indonesia. 

Mereka sedang sibuk membangun sebuah simbol yang menjadi bagian dari ideologi ditengah maraknya gerakan separatisme. Maka, kata Dia, Yamin mengubah kata "poetoesan congres" menjadi kata "sumpah pemuda". Cara ini digunakan Soekarno dan Yamin untuk melawan gerakan separatisme dengan menyatakan bahwa separatisme itu melanggar sumpah pemuda 1928.


Dari hasil Erond itu, maka dapat disimpulkan bahwa, sumpah pemuda itu baru dikenal sejak 1954 di Medan. Dan tentang rekaya yang dibuat oleh Yamin ini meruapakn salah satu rekayasa sejarah . Bahkan ada juga beberapa sejarah Indonesia yang direkayasa, seperti rekayasa sejarah Majapahit serta sumpah palapa.

Setelah tudingan sejarawan Medan Erond Damanik yang ditujukan kepada Muhammad Yamin sebagai dalang pembelokan kata "Poetoesan congres" menjadi kata "Soempah", mendapat tanggapan dari sejarawan JJ. Rizal yang melemparkan tudingan itu kepada mantan Presiden Ir. Soekarno sebagai dalang pengubah teks tersebut pada situs berita Tempo.

JJ.Rizal mengatakan "Sumpah pemuda itu produk tahun 1950-an,". Seperti dilansir dari situs Tempo.co. Ada benarnya juga kata Erond Damanik yang menyebutkan teks tersebut dirubah Yamin pada saat kongres bahasa Indonesia di Medan pada 1954 yang acara pembukaannya dihadiri oleh Soekarno.

Rizal juga mengakui bahwa naskah itu bukan sumpah, tapi sebuah deklarasi putusan kongres pemuda 1928. Pendapat Rizal ini sejalan dengan pendapat Erond yang mengatakan bahwa tahun 1928 itu para pemuda tidak bersumpah, tapi melakukan kongres dan putusan kongres tersebut yang dituangkan kedalam satu naskah. Naskah hasil/putusan kongres itu kemudian diubah Muhammad Yamin dan Soekarno pada kongres bahasa Indonesia di Medan tahun 1954.

Menurut Rizal, tanggal 28 Oktober sebelum Yamin dan Soekarno merububah teks putusan kongres menjadi sumpah pemuda, adalah tanggal untuk memperingati lagu Indonesia Raya, bukan sumpah pemuda. "Jadi teks yang sekarang itu merupakan produk masa depan, terutama kata-kata ''satu'' yang ada di tiap poin Sumpah Pemuda itu. Ini kepalsuan sejarah," ujar Rizal dalam situs tempo.co. Produk masa depan yang dimaksud adalah ubahan kata yang dilakukan bertujuan untuk memperkuat posisi Soekarno yang sedang goyah waktu itu.


Apakah Orang Papua Pernah Terlibat Dalam Sumpah Pemuda ?

Orang Papua tidak pernah terlibat dalam sejarah perjuangan Indonesia, orang Papua tidak pernah berjuang bersama-sama bahkan tidak satupun orang Papua yang menjadi anggota PPKI serta tidak pernah ada pada saat peristiwa-peristiwa penting atau dalam forum resmi dalam sejarah perjuangan Indonesia seperti Konggres Pemuda, Rapat-Rapat resmi PPKI serta Sumpah Pemuda.

“Namun, Kata Dia, Indonesia klaim hanya untuk megklaibui sejarah Bangsa Papua yang sebenarnya. Ujar Sekjend Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Nesta Gimbal, ketika dihubungi media ini, siang tadi.

Yaa memang, Tutupnya, Mereka orang Indonesia sendiri kritisi soal sumpah Pemuda Indonesia itu. sangat nyata sekali direkayasan, berdasarkan hasil riset yang dialukan oleh sejarawan asal medan itu. Berdirinya Negara Kolonial Indonesia tidak ada dasar sejarah yang jelas. Bahkan, Papua diklaim atas manipula sejarah oleh kolonial Indonesia, Amerika, dan Belandan. Imbunya. 

Untuk itu, kata Nesta, Kami Rakyat Bangsa Papua mau bebas mengatur Nasib sendiri. maka berikan hak kami rakyat Bangsa Papua untuk mengatur nasib sebab kami bukan Indonesia tetapi kami bangsa Papua sudah merdeka sejak 1 Desember 1961.


Jackson Ikomou



Tidak ada komentar: