Rabu, 05 Februari 2014

Berlandas Semangat; Umat Tuhan di Kampung Biamoma, Berhasil Mendirikan Paroki Dan Membangun Gedung Gereja

Oleh: Yunus Ekii Gobai *)

Ekii Gobai. (FOTO/Dok)
Umat Tuhan di Gereja Khatolik St Maria Imaculata kampung Biamoma, Wedaumamaa, sudah menerima surat keputusan sementara oleh Pastor Marthen Kuwayo, pada Mei tahun 2012 lalu. Selagi Umat Tuhan sedang menunggu surat keputusan resmi dari  Pastor Paroki St Yusuf Enagotali. Umat Tuhan di Paroki St Maria Imaculata Wedauma, Kampung Biamoma. Sudah mendirikan Gedung Gereja berkapasitas ribuan orang.

Gedung Gereja Khatolik di kampung Biomoma di kabarkan besar dan bisa menangpung ribuan Umat. Gedung gereja itu dibangun dari hasil usaha umat Tuhan ditempat tersebut. Untuk soal dana, pihak Pemerintah daerah ataupun lembaga-lembaga lain di daerah Kabupaten Paniai tidak membantunya. Pembangunan fisik ini terwujud dengan pertolongan Tuhan serta kesatuan dan persatuan Umat Tuhan, maka berhasil membangun gedung Gereja yang begitu besar. Pembangunan gereja seakbar itu dibangun dalam waktu singkat, sehingga saat ini Umat Tuhan lagi menanti peresmian dan surat keputusan resmi. 

Memang, dalam perjuangan untuk membangun paroki wedauma tidak segampang mukin namun melalu perjuangan yang panjang, dan tidak ada orang yang di kawal untuk dibantunya, akan tetapi umat atau jemat berusaha berkali-kali sehingga Gereja Khatolik St Maria Imaculata Biamoma, dibagi menjadi empat kombas.  Ke empat kombas  yang masudkan adalah sebagai berikut: Kombas Ayaigo, Kombas Biamoma, Kombas Dogiyo dan Kombas Wodeba, 

Itu pun terlantar di kampung wedauma oleh sebab itu mereka sendiri berusaha untuk segala tugas dan tanggung jawab apapun, maka mereka mengkonsolidasi dalam lubuk hati, dalam kognitif masing- masing individu dan mereka fokus satu tujuan dan satu visi adalah, yakni “Berani berbuat dan berani bertanggung jawab” 

Jika barang yang begitu besar untuk menyelesaikan sebuah tujuan dan visi harus fokus, prioritas dan berusaha melaksanakan dengan sesungunya dan sepenuh hati agar pekerjan apapun dapat tercapai, sehingga wedauma dalam waktu dekat diberikan surat keputusan resmi

“Satu kata atau satu suara dalam lubuk hati individu masing-masing. Mengapa di daerah lain bias jadi Paroki sedangkan kami kampug Wedauma tidak bisa jadi paroki ? melandaskan perkataan ini sehingga mereka mendorong untuk bekerja dengan siprit atau semangat guna mencapai tujuan.

Mengapa paroki wedauma tanpa subsidi akhir-Nya bisa terjadi seperti itu ? karena wedauma ini mereka memprioritaskan gotong royong dan kepercayaan diantar Umat Tuhan. Bahkan dalam bidang pekerjaan apapun. Apalagi mereka pada momen ini bekerja keras untuk mendirikan Paroki dan Gedung Gereja. Sebab Gereja adalah tempat untuk mengambil ajaran-ajaran ke Tuhanan dan Keagamaan supaya hidup dalam kedamaian yang layak bagi pencipta Allah. 

Gereja yang di bangun bahan-Nya yang di pakai adalah Semen, Kayu dan Tehel, akhir-Nya akan di bangun Tenggah tembok, sedang kan papan-Nya yang di bangun adalah sponing, Namun bahan yang mereka gunakan atau pakai untuk bangun gereja itu didorop dari Kabupaten Nabire. Meman Umat Tuhan di kampong wedauma usaha-Nya sangat Dahasyat.  Namun akhir-nya pembangunan gereja tersebut terselesai dalam waktu singkat. Jika untuk pembangunan di bangun gereja ataupun rumah biasa-Nya membutukan tukan dari luar, tetapi kampong Wedauma perdayaka tukan yang ada dikampung tersebut.“Paroki wedauma mereka tidak butuhkan tukan dari Nabire dan tempat lain-Nya, akan tetapi mereka sendiri yang jadi tungkan dalam pembangunan ini.

Ternyata ada Kabupaten Paniai argumen-nya probalitas Tukan-tukan betong dari Paniai tidak sama dengan Nabire dan tempat lain-Nya, karena di lihat dari permintaan sisi biaya. Dalam pembangunan gereja itu sudah berakhir. Untuk program kerja selanjut-Nya akan membangun Aula, Asrama, Gedung Pastoral dan lain sebagainya.



Penulis adalah Mantan Ketua Orang Muda Khatolik (OMK) Stasi Biamoma