Penyiksaan oleh Aparat TNI terhadap warga sipil di Paniai, Papua. (FOTO/Ils) |
Panglima
TNI menjelaskan, alasan pembentukan Kodam baru sebab luasnya wilayah, namun menyulitkan
pengendalian bagi seorang pemimpin di mana Pangdam harus mengendalikan seluruh
prajuritnya yang sangat jauh.
"Ini
menyulitkan. Rentang kendali itu dipenuhi dengan membangun Kodam baru. Ada
beberapa pilihan lokasi, di antaranya di Sorong dan masih ada
pilihan-pilihan," jelasnya.
Mantan
Pangdam Siliwangi ini menegaskan, tidak ada kepentingan politik dan maksud
apapun dalam pembangunan Kodam baru di Papua.
"Tidak
sama sekali. Ini murni untuk kepentingan pertahanan. Tidak punya maksud apapun.
TNI hanya ingin aspek pertahanan bisa terpenuhi di wilayah itu, sehingga
apabila terjadi situasi yang tidak kita inginkan kendali operasi itu
betul-betul bisa dijaga dengan baik," tukasnya.
Sementar
itu, Juru bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bandung, wenas
Kobogau, menyikapi pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI
Moeldoko, Ini kata Wenas, Upaya aparat TNI melakukan pendekatan militer di
Papua serta untuk melakukan pemusnaan terhadap orang Papua melalui pendkatan militer tersebut.
“Aparat militer Indonesia harus sadar, kekejaman demi
kekejaman masih terus dilakukan, baru kemarin, Senin, (8/12/14) saja, Kata Wenas, gabungan
aparat TNI/Polri melakukan pembunuhan masal terhadap 5 warga sipil, dan melukai
17 orang di Paniai Papua.
"Ini bukti kejahatan yang dilakukan aparat
militer Indonesia di Paniai.
Oleh
karenanya, stop bangun Kodam di seluruh tanah Papua. Kami rakyat bangsa Papua minta pemerintah Indonesia,
untuk memberikan penentukan nasib sendiri, sebab
itu adalah solusi demokratis bagi rakyat bangsa Papua. (Jekson Ikomouw/antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar