Jubir AMP KK Bandung, Wenas Kobogau. FOTO/Ikomouw |
“Pemerintah Indonesia
segera hentikan segala bentuk kekerasan terhadap wartawan nasional dan internasional
di seluruh tanah Papua, juga segera membuka akses bagi wartawan internasional untuk
meliput persoalan di tanah Papua.
Demikian
kata, Juru bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bandung, Wenas
Kobogau, Senin, (13/10) disela-sela konferensi
Pers di Asrama Papua, Jalan Cilaki 59, Bandung Jawa Barat. Siang tadi.
Kepada
suaraagraria, Kobogau menyatakan, Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje
Mende, segera hentikan segala bentuk kekerasan terhadap wartawan dan rakyat di seluruh tanah Papua.
Selain itu, Ujar Wenas, Untuk selama
ini, rakyat Papua terus ditindas oleh gabungan aparat Polri/TNI.
“Aktornya dibalik semua kekerasan
di tanah Papua ialah gabungan aparat, “Ujar Wenas.
Sepertinya, Kata Wenas, Saat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mau gelar
aksi, surat perijinan di tolak. Juga selalu di kambing hitam oleh gabungan
aparat Indonesia.
Selain itu, Kata Wenas, Pada Jumat (10/10/2014) kemarin, Salah satu anggota Satuan Polisi Pamong
Praja, Martinus Manufandu (24) melakukan penikaman terhadap Fendy Rakmeni (23),
wartawan Jaya Televisi, saat sedang meliput peristiwa kecelakaan lalu lintas di
Daerah Entrop, Jayapura, Papua.
Namun. Lanjutnya, Pemerintah
Indonesia segera membuka akses untuk wartawan asing datang liput di seluruh
tanah Papua. Bahkan, kata wenas, Segera buka ruang demokrasi yang
seluas-luasnya bagi rakyat Papua untuk menyampaikan aspirasi dimuka umum.
Sebab, Indonesia adalah negara
demokrasi, dan harus demokrasi dijunjung juga di hargai, “Tegas Wenas .
Oleh sebab itu, kami dari Aliansi
Mahasiswa Papua menuntut kepada pemerintah republik Indonesia untuk, Segera bebaskan
Jurnalis Asal Perancis, Valentine Bourrat dan Thomas Dandois ditangkap pada 8
agustus di Lani Jaya pada pekan lalu tanpa syarat.
Jackson
Ikomouw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar