Senin, 01 September 2014

PENGARUH BUDAYA LUAR TERHADAP BUDAYA MEEWODIDEE DI PAPUA

Oleh: Simion Kotouki *)

Simion Kotouki. (Foto/Dok)
Dalam konteks kehidupan masyarakat di pegunungan Papua khususnya meuwo kita dapat melihat bahwa dengan hadirnya pemerintahan banyak orang yang ternama menginginkan akan kehidupan mewah (Hedonisme) dengan seiringnya berkembang pemerintahan yang egois sehingga tidak ada kepedulian terhadap masyarakatnya. Jika melihat kehidupan orang Mee dimasa tradisional yang telah berlangsung di jaman yang telan silang, nenek moyang kita, sebenarnya hanya memenuhi makanan,minuman dengan pakaian (koteka dan moge) yang mereka gunakan saja pun mereka mampu hidup .
Subtansi persoalan yang sangat tidak di inginkan oleh masyarakat di meuwo adalah budaya yang tidak mewujudkan kesejahteraan sosial secara horizontal maupun vertikal dan tidak memedulikan masyarakat. Kalau hal seperti ini berarti kebiasaan yang menjadi pertentangan dengan kebudayaan yang sebenarnya. Sebab latar belakang kehidupan di meuwo kalau kita pandang pada kebiasaan yang di lakukan oleh masyarakat pada dasarnya adalah saling menghargai,mengasihi,menghormati antara sesama,orang yang lebih muda kepada yang lebih tua.
Ketika kita melihat dengan hal diatas ini ada beberapa budaya yang tidak sebenarnya menjadi kebiasaan kita di meuwo adalah:
1.      Bersifat Egoisme
      Adalah bahwa merasa semua tindakan perbuatan di sebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri tingka laku atau dorongan untuk kepentingan diri sendiri. Dalam kehidupan masyarakat kita di meuwo yang bermaksud seperti ini sebenarnya adalah buta bagi masyarakat dan tidak menjadi kebiasaan masyarakat kita, dan juga bukan keinginan masyarakat karena bukan bagian dari masyarakat kita.
2.      Meniru budaya daerah lain
      Adalah bahwa dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat banyak orang yang salah berpendapat bahwa budaya yang sudah tertanam dalam masyarakat kita sudah tidak penting lagi dan merasa tidak dapat menguntungkan bagi kehidupan masyarakat. Sehingga mereka mengadopsi atau membenarkan budaya daerah lain yang masuk di daerah kita di meuwo, itulah yang mereka merasa sangat penting dan menguntungkan. Akan tetepi yang sebenarnya budaya kita mempunyai nilai yang sangat tinggi dan manfaat yang sangat menguntungkan kita. sehingga banyak masyarakat merasa kecewa kalau melihat dengan apa yang di lakukan oleh beberapa pihak di mata masyarakat itu sendiri.
Dengan hadirnya pemerintahan ini pun, juga ikut hadir beberapa budaya yang dapat merusakkan kehidupan masyarakat di kalangan meuwodide. Yang sebenarnya sudah tertanam sejak nenek moyang kita.  Jika kita singkirkan budaya yang merusak kita dan kita angkat budaya kita dan menguasai apa yang menjadi budaya kita manfaatnya cukup memuaskan dan sangat menyenangkan bagi kehidupan kita.
Dalam pemerintahan kita yang ada di meeuwodide ini jika kita membangun daerah berdasarkan budaya kita yang ada di daerah kita sendiri maka, kesejahteraan sosial akan terjamin dan akan terwujud apa yang menjadi keinginan bersama dan dalam pembangunan akan maju dan pesat. Karena budaya kita adalah budaya yang tidak merusak,tidak egois dan nilainya sangat tinggi.
Jadi dalam menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain kita harus menjaga apa menjadi milik kita yaitu budaya kita yang sebenarnya. dan kita harus mengambil yang mempunyai nilai yang sangat menguntungkan bagi kita, dari budaya orang lain, baik dalam pemerintahan dan juga dalam masyarakat, dan janganlah memutar balikan budaya kita dengan budaya orang lain.

DASAR YANG SEBENARNYA MENJADI LANDASAN BAGI MEUWO
Dalam kita menjalani kehidupan kita, tentu kita mempunyai suatu landasan yang menjadi dasar dari kehidupan kita, untuk menindak lanjuti kegiatan dalam beberapa aspek yang menjadi bagian untuk kita dapat melaksanakannya dalam kita di masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan kita, yang harus kita menjadikan dasar yang sebenarnya adalah dalam dua aspek yaitu: aspek Rohania dan aspek jasmania
  1. Aspek Rohani
Secara Rohani adalah dalam kita menjalankan kegiatan kita, yang terpenting dan dasar utama adalah membangun hubungan yang sangat intim dengan Tuhan yang maha kuasa dan juga menjadikan ibadah adalah bagian yang penting bagi seseorang sesuai dengan  keyakinan kita masing-masing.
  1. Aspek jasmani(fisik)
Secara jasmani kita melihat bahwa kita sebagai manusia adalah mempunyai fisik, oleh karena itu kita dapat menjalankan kegiatan kita secara benar dan baik. Dengan dilihatnya aspek jasmani(fisik) ini, kita sebagai manusia mempunyai fisik yang berbeda dan juga yaitu fisik kuat dan juga mempunyai fisik lemah, juga selalu mengalami banyak sekali kendala-kendala yang menghambat kita dalam menjalankan kegiatan kita. untuk itu kita dapat mengukur dengan daya tahan kita mana yang menjadi kemampuan untuk kita dapat melangsungkannya.
Kita juga dapat melihat dengan apa yang sudah menjadi dasar dari kehidupan nenek moyang kita pada masa yang telah silam. Jadi yang memberikan kita berhasil dalam dalam suatu kegiatan itu adalah ketika kita mempunyai pandangan hidup kita yang baik dari masa purba. Dan juga dari pandangan itu dapat perhatikan dan dapat kita pikirkan bahwa di titik mana yang mempunyai nilai yang posotif yang dapat memberikan kita berhasil, dan mana yang mempunyai nilai negatif yang merusakkan kita. karena kita melakukan suatu kegiatan dan akhirnya gagal yang menyebabkannya adalah tidak ada sesuatu yang menjadi dasar dari diri kita dari kegiatan tersebut.
PENYEBAB-PENYEBAB KEGAGALAN DALAM MELAKUKAN SUATU KEGIATAN
Ketika kita mau mewujudkan suatu kegiatan kita harus mempunyai pertimbangan yang jelas dan baik. Ada beberapa hal yang sangat penting dalam mewujudkan sesuatu kegiatan  adalah sebagai berikut.
  1. Tidak  Mempunyai pengalaman
Berdasarkan pengalam yang ada, orang dalam melakukan sesuatu kegiatan akan terwujud dengan apa yang telah di inginkan bersama dalam suatu komunitas, karena apa yang menjadi ukuran, beban dalam melakukan hal tersebut karena sudah mempunyai dasar dan kemampuan yang sanggup dan dapat melakukan akan suatu pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan     


Penulis Mahasiswa Papua, di Bandung.

Tidak ada komentar: