BERTEMU DAN BERPISAH
Sesudah lulus dari sekolah menegah pertama (SMP), melangkah
ke tingkat menengah atas (SMA) saya dari kampung halaman turun ke kota Nabire,
dan saya mendaftarkan nama saya di salah satu sekolah di kabupaten Nabire yaitu
di SMA NEGERI 1 NABIRE, adalah merupakan sebuah sekolah yang tertua di
kabupaten nabire, disitu saya pun di terima dengan hasil tes yang memuaskan, sebagai
seorang siswa di sekolah tersebut, disitu bermula dengan masa orientasi siswa(MOS)
yang merupakan awal pertemuan dengan teman-teman yang sebelumnya saya belum
kenal dan guru-guru di sekolah tersebut, dan disitu kami mendapatkan materi
dari beberapa pihak yaitu dari pihak sekolah, kepolisian dan pihak kesehatan.
seorang teman yang pertama kali saya kenal adalah Amoye Fery
Tibakoto yaitu saat kami di suruh tulis perlengkapan masa orientasi siswa (MOS)
dari lapangan tengah oleh kaka-kaka pendamping, karena saat itu dia tidak
membawa buku catatan maka dia meminta sama saya, dan saya membagi kertas saya
sama dia. Dan saat itu merupakan awal pengenalan bersama dia. Dan teman-teman
saya yang lain juga mulai mengenal, saat
kegiatan masa orientasi siswa(MOS) sedang berlangsung di sekolah,
dan ada teman-teman yang saya
kenal setelah mereka pindah dari sekolah lain ke sekolah kami.
Dalam masa pengabdian
tiga tahun di tingkat menengah atas(SMA) ini kami mempunyai banyak kegiatan
yang kami lakukan saat kami di sekolah. Setiap kali jam istrahat kami selalu
mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan semau kami sepertinya main futsal, main
bola voly dan kadang bersantai duduk cerita-cerita kadang makan di
kantin-kantin yang ada di sekitar sekolah.
Di setiap tengah semester maupun akhir semester kami selalu
di perhadapkan dengan ujian tengah semester dan akhir semester sebagai ujian
kenaikan kelas. Hasil yang kami dapatkan kadang memuaskan dan kadang kurang
memuaskan karena kemampuan kami terbatas dan kurang mampu memahami setiap
materi yang selalu diajarkan oleh guru-guru kami di masa itu.
Selama status kami menjadi siswa di sekolah tersebut kami melewati
tiga tingkatan kelas yaitu kelas 1, 2, dan 3. Kami mengabdi di kelas satu (1)
satu tahun, kelas dua (2) satu tahun dan kelas tiga (3) satu tahun, Akhir
semester dari kelas tiga (3) ini kami di perhadapkan dengan ujian nasional
sebagai ujian akhir semester di kelas tiga (3).
Sebelum dua bulan mengikuti ujian nasional, kami di berikan less tambahan oleh guru-guru
kami yang mengajarkan mata pelajaran ujian nasioanal sepertinya, mata pelajaran
umum yaitu bahasa indonesia, bahasa inggris, matematika, dan mata pelajaran
khusus bagi jurusan IPS yaitu: ekonomi, geografi, dan sosiologi, dan bagi
jurusan IPA yaitu fisika, kimia dan biologi.
detik-detik terakhir memasuki ujian nasional, kami pun
mengikuti ujian percobaan yang di berikan dua kali oleh guru-guru kami di sekolah untuk menguji
kemampuan kami, sehingga kami pun mengikutinya dengan baik, dan hasil kami pun
memuaskan. Akhirnya, dalam bulan April
tepat pada tanggal 13-15 kami pun mengikuti ujian nasional selama tiga hari.
Selama sebulan terhitung dari hari ketiga usai ujian nasional merupakan batas
waktu untuk kami menunggu hasil ujian nasional yang telah kami mengikutinya.
sementara kami
menunggu hasil ujian ini, dari ratusan siswa yang telah mengikuti ujian,
kami membentuk panitia perpisahan untuk mengadakan acara perpisahan bersama,
setelanya itu selama beberapa minggu kami mulai bergerak untuk mencari dana demi acara yang kami maksudkan. Kami pun mengumpulkan dana dari berbagai sumber
yaitu iuran wajib persiswa yang telah mengikuti ujian nasional, dari pihak
sekolah serta pihak lain yang membantu kami yang kami tidak sebutkan,
selama beberapa minggu itu, kami mengadakan beberapa kali
pertemuan, dalam pertemuan ini kami pun selalu membicarakan beberapa hal
penting yang menjadi tujuan utama dari acara kami yang kami maksudkan.
Pertemuan terakhir merupakan penentuan hari dan tanggal pelaksanaan acara
perpisahan, sehingga hari pelaksanaanpun di tentukan bersama dalam ruang rapat.
Setelah hari terakhir untuk esoknya mau dengarkan hasil,
kami mengadakan acara perpisahan bersama guru-guru kami dan adik-adik kelas
serta orang tua kami, bertempat di aula serba guna “Dou Topii” di sekolah, yang
telah di bangun sejak tahun 2013.
Kemudian esok harinya pagi-pagi pada jam 7.00 kami kembali ke sekolah untuk mendengarkan
hasil ujian nasional, yang sedang kami menunggu. Setibanya di sekolah kami jam
pengumuman hasil ujian kami, dan tunggu sampai beberapa jam kemudian, kami di
suruh masuk ke dalam kelasnya masing-masing oleh kepala sekolah Drs Matheos
laleb S.pd M.pd (Almarhum) dan kamipun mulai masuk. dan hasil ujian nasional
kami di berikan oleh wali kelas masing-masing dalam sebuah amplop kecil yang
dalamnya ada tulisan “LULUS” melalui orang tua kami yang hadir menerima hasil
kami, dan dari tangan orang tua, langsung di berikan kepada kami untuk melihat
hasilnya sendiri, kami membuka sebuah
amplop itu dan melihat sebuah tulisan LULUS, semangat kami meluap dan kami meramaikan
selama beberapa jam di halaman sekolah yaitu coret mencoret baju dengan
berwarnah-warnih piloks yang disiapkan oleh teman-teman sebelumnya.
Keesokan harinya kami tak punya harapan lagi untuk kembali
kesekolah lagi karena tercipta momen yang
sangat memisahkan kami antara satu sama yang lain karena kami mempunyai niat
yang berbeda menurut jurusan yang kami ambil untuk melanjutkan sekolah di
tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu kuliah di berbagai kota.