Minggu, 27 Januari 2013
Mama Mama Papua Melahirkan Anak “” Bukan “” Untuk Di Bunuh
Oleh: Mando Mote
Jayapura, SUARA INDEPENDEN - Semakin melonjak tingkat kematian anak papua akibat pembunuhan oleh karena kekeraan oleh pihak keamanan mencerminkan luka hati mama- mama papua selalu tergores terus tanpa tak henti – henti . perlakuan kekeraan ini membuat mama – mama papua bersuara terus untuk stop kekerasaan yang ujungnya menghabiskan manusia papua secara kolektif.
Anak kami selalu dibunuh kami sangat sakit hati terus bahkan hampir strees sehingga pihak keamanan semestinya sadar sebab perlakuan itu sifatnya tidak manusiawi dan bertolak belakangan dengan bunyi dalam undang – undang dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
Meskipun juga penjajahan di atas tanah papua harus di hapuskan karena perlakuan itu tidak manusiawi. Hal itu di sampaikan oleh Mama jualan ( Naomy Mote ) di pasar percetakan jayapura kota di depan kantor BKD provinsi pada selasa, 20/11/2012.
Lanjutnya, Penegak negara mengkalim bahwa penjajahan di atas dunia harus di hapuskan namum kenapa dengan perlakuan di atas tanah papua justru penegak keamanan adalah aktor utama pengacau bukan pengaman.
jadi pihak kemanan stop tipu dengan kami mama- mama papua sebab kami melahirkan bukan untuk dibunuh oleh pihak kemanan dengan perlakuan yang tidak manusiawi tetapi coba pihak keamanan perlu menghargai kami sebagai orang tua yang melahirkan dengan susah susah itu. Tegasnya.
Kami mama- mama mengklaim juga kepada pemerintah papua jangan membiarkan anak kami selalu dibunuh terus tanpa ada perlindungan dan keberpihakan tetapi perlu tegakkan keamanan dan ketertibaan umum baik di tingkat kabupaten maupun di provinsi sebab kami mama – mama sampai saat ini belum melihat penegakkan hamkam yang mana bagian dari peranan pemerintahan. Tegas Naomy Mote.
Dengan demikian hal keberpihakan tentang keamanan dan ketertibaan khusus manusia papua yang mana anak dari pada mama- mama papua yang kini melonjak kematian perlu membuka mata dan memperhatikan seruhan yang berangkat dari suara hati. Juga menjadi luka dalam lubuk hati yang paling mendalam.
Jika pemerintah punya gigi taring dan merasa bahwa punya wewenang dalam menegakkan kedamaian segera berupaya dan ambil kebijakan dan berkolaborasi ( kerjasama ) dengan pihak keamanan ciptakan bumi papua yang aman dan damai sebab damai itu indah di pandang.
******Penulis adalah salah satu Mahasiswa IPDN,di Bandung Jawa Barat**********
Kamis, 24 Januari 2013
Apakah Pemimpin Papua Pilihan Tuhan?
Oleh: Wiyai Manaa Wuuu
Pemimpin
Papua Jaman sekarang bukan pilihan Tuhan Allah tetapi Pilihan Kaum penjajah,
untuk terus menjajah Rakyat Papua dan Alam Papua yang kaya Raya itu.
Amerika Menjajah Rakyat Papua. (Foto/Lis) |
Jika
melihat peta Politik di Tanah Papua
sangat nampak dalam upaya oknum-oknum kepentingan untuk menguras Alam Papua dan
Membunuh rakyat Papua. Ketika salah satunya terpilih sebagai kapala Daerah
tentunya Ia harus meloloskan kepentingan Pusat untuk tetap beroperai di Daerah
tersebut. Hal ini sangat jelas terjadi di Tanah Papua, dan ini merupakan bagian
dari upaya-upaya kaum penjajah untuk tetap menjajah Rakyat Papua oleh kaum Kapitalisme,
Imprialisme, liberalisme, dan Kolonialisme. Jika permitahan mereka tidak diijinkan
jangan harap terpilih sebagai Pemimpin di Papua.
Banya
Orang Papua mengatakan seorang Pemimpin adalah Wakil Allah atau Piliha Tuhan.
Namun, tetapi khusus bagi Papua tidak
demikian seperti itu. Yang sekarang terjadi di Papua, jika ingin menjadi
seorang Pemimpin harus tunduk kepada Pemerintah Pusat (Jakarta). hal ini terjadi
di Tanah Papua.
Lebih
lagi, kepada Para pemimpin sedang memimpin didaerah Konflik dan/atau daerah
Pengasilan Sumber Daya Alam yang masih utuh, sepertinya, Paniai, Timika, Puncak
Jaya, Merauke, Sorong, Manokwari, Raja Ampat, dan beberapa daerah lainnya di
Bumi Cendrawasih.
Pejabat yang tukan nari-nari |
Berikutnya
dalam Kontes Pilkada. Hal ini Kita semua sudah amati bawah, Ketika terjadi
permasalahan dalam PILKADA di Daerah Papua, tentunya akan menindaklanjuti persoalan
tersebut ke Makama Kontitusi (MK) untuk diselesaikan. Namun disayangkan karena
Dalam momen tersebut Oknum-oknum yang bermaksud kepetingan memanfaatkan momen
itu untuk meloloskan Kadidat yang bisa meloloskan kepentingannya mereka.
Walaupun perolehan kurang.
Nah...Seorang
Pejabat yang difasilitasi oleh Kaum Penjajah, Ia tetap terpilih sebagai
Pemimpin. Namun sayang Nasib yang akan dirasakan oleh Masyarakat setempat hanya
Tangisan dan Air Mata. Bila terjadi Konflik Vertikal atau Horizontal tentunya
Ia tidak mnyikapi persoalan itu untuk menyelesaiakn, dan sewenag-wenang
mengijinkan Perusahan Nasional maupun Internasiona untuk beroperasi di Daerah
tersebut.
Ini
Sekedar Penjelasan tentang Karakter Pemimpin yang dipilih oleh Kaum Penjajah
untuk tetap menjajah Rakyat Papua, untuk tetap menjajah Sumber Daya Alam (SDA)
Papua yang kaya Raya itu. Dan ini sekarang terjadi di Bumi Cendrawasi Papua
Barat.
Rabu, 16 Januari 2013
Militer Indonesia Mengkap 7 Rakyat Papua di wilaya Sairery
Foto (Karobanews). Militer Indonesia menangkapa Rakyat Papua |
Satuan Kostra dan Tentara Nasional Indnesia (TNI) yang dipimping oleh Gidion Karubaba. Mereka menggunakan sebuah Truk dan sebuah Motor. Posisinya dengan memegang senjata lengkap melakukan penangkapan terhadap Rakyat sipil.
Namun.Lanjutnya, mereka yang ditangkap diantaranya Yohan Ayum, Lamkiur Ayum, Penina Pangkurei, Oki Warkawani, Mambiwa Wandamani, Simeon Ayum, dan Isak Warkawani. Hinnggi kini mereka masih dalam tahanan. Karena Mereka diduga "mendukung kemerdekaan Papua.
Tambahan, Hingga kini mereka masih dalam tahanan oleh satuan Kostra dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dan tidak tahu kapan baru dikeluarkan. (SI/JI)
Langganan:
Postingan (Atom)