Jumat, 31 Januari 2014

Selamat Merayakan Hari Noken Pertama, Mulai 4 Desember 2013 Dan Selamanya !

Bpk H. E. Mr Carmadi Machbub Ambassador, Alternate Permanent Delegate Indonesia di Paris (Kiri), Prof.Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch.,Ph.D. (tengah), dan Titus Pekei, Penggagas Noken & Peneliti Noken Ekologi Papua/TNN, (Foto di Markas UNESCO Paris, 4/12/2012)
Oleh: Titus Pekei, SH.MSi *)
 
Noken dari tidak kenal menjadi terkenal dan dikenang terus oleh anak noken di seluruh tanah Papua maupun diluar tanah Papua. Karena mereka terlahir dalam komunitas noken dan hal ini tidak bisa pungkiri atau bantah karena leluhur orang papua sangat menyatu dengan noken. Hanya sekarang, harus bagaimana dari kita untuk menyelamatkan dari kepunahan karena sudah menjadi warisan budaya dunia.


Noken warisan dunia menjadi semangat bersama untuk penyelamatan, pelindungan dan pengembangan berbagai warisan budaya leluhur seperti karya budaya noken kehidupan yang sangat beragam namun terus diperkaya menyambut hari esok yang gemilang. Noken adalah wadah atau tempat focus diri sebagai aikon mata budaya Papuani dari tanah papua, Indonesia dan dunia. Noken Papua mendunia dari paris dan kembali membumi di tanah Papua itu baik kalau disambut baik oleh seluruh komponen anak dat sebagai bagian dari masyarakat adat di tujuh wilayah adat tanah Papua.


Peta Papua
Noken sebagai warisan budaya luhur di kalangan orang Papua namun mulai hari ini bersama pemerintah Indonesia dan pemerintah dari berbagai negara telah menyaksikan menjadi warisan budaya dunia, tepat hari selasa 4 Desember 2012, jam 10.30 waktu paris “. Noken Papua kemarin warisan budaya lokal Papua dan sekarang menjadi warisan budaya dunia karena sudah mendunia dari Paris” menjadi catatan sejarah yang sangat penting bagi alam dan manusia Papua kedepan. Hari dimana, dibahas dan ditetapkan sebagai bukti penguatan peradaban orang Papua bersama sang noken warisan luhur yang dimiliki orang Papua menjadi mata budaya terpenting dalam peradaban dunia baru, era baru dan zaman baru menyongsong hari esok dalam komunitas kebudayaan dunia baru.



Markas UNESCO PARIS, 4 Desember 2012 kini memasuki I Tahun Hari Noken - tanggal 4 Desember 2013 ... Noken kehidupan sudah menyatu dengan alam dan manusia tanah Papua. Komunitas kebudayaan dunia sebagai keanggotaan unesco pernah membahas dan menyatupun sedang kenang bahwa Noken warisan budaya takbenda yang memerlukan perlindungan mendesak karena "noken sedang menuju kepunahan – mari selamatkan noken kehidupan agar tetap hidup bersama manusia noken – ayo mari merajut dan menganyam kebersama kIta, tetapi ingat - tanpa merobek dan merusak noken kehidupan jati diri orang asli Papua ..... selamat menyongsong hari noken pertama bagi alam dan manusia penghuni pulau alam tanah Papua.



Ketika itu, Hari Selasa 4 Desember 2012, Jam 10.30 Waktu Paris, di Markas UNESCO dalam suasana yang dingin namun dalam ruang siding dalam penuh kehangatan tetap membahas tanpa hambatan dipimpin oleh pimpinan sidang atau presiden sidang asal Grenada ketika itu. Pembahasan ketika itu aman dan lancar tanpa hambatan hingga menetapkan Noken sebagai Warisan Budaya Takbenda dalam daftar yang memerlukan perlindungan mendesak, menurut Konvensi 2003, pasal 18. Konvensi 2003 menjadi landasan hukum dan berasarkan itu ditetapkan agar menjadi tangggung jawab komunitas kebudayaan sekalipun dalam pelindungan dan pengembangan warisan budaya takbenda ini akan kembali kepada upya dari negara pihak dalam hal ini kepada pemerintah Indonesia.

Implementasi atau pelaksanaan konvensi 2003 tentang warisan budaya takbenda, keterkaitan dengan noken pun sudah tercatat dan tersirat dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Pelindungan Mendesak (Pasal 17 Konvensi 2003). Untuk itu memiliki beberapa penjelasan sebagai upaya tindak lanjut sebagai keseriusan oleh, dari negara pihak itu sendiri yaitu : (1) Dengan maksud mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi, Komite akan membuat, memelihara dan menerbitkan Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Pelindungan Mendesak dan akan mencantumkan warisan pada daftar tersebut atas permohonan Negara Pihak yang bersangkutan; (2) Komite akan merancang kriteria untuk pembuatan, pemeliharaan dan publikasi Daftar tersebut, dan mengajukannya kepada Majelis Umum untuk mendapatkan persetujuan; (3) Dalam keadaan yang sangat mendesak, yang kriteria objektifnya akan disetujui oleh Majelis Umum atas usulan Komite, Komite boleh mencantumkan jenis warisan yang bersangkutan pada Daftar yang disebut pada ayat (1), setelah berkonsultasi dengan negara Pihak yang bersangkutan.

Hasil kemahiran ini menjadi mata budaya yang dihasilkan oleh masyarakat adat di tanah Papua dan untuk itu dikenal menjadi karya budaya yang memenuhi hidup dengan tiga prinsip yaitu (1) keunikan, (2) kekhasan dan (2) tidak tergantikan atau tiada duanya. Kenapa demikian, ilmu noken rajut atau ilmu noken anyam yang tergolong benda alam namun menjadi wadah atau tempat yang berwujud dalam kehidupan. Baik dari proses memilih bahan baku, memproses bahan baku hingga memulai untuk merajut atau menganyam menurut kemahiran kerajinan tangan masyarakat Papua terutama perajin mama-mama noken di seluruh tanah Papua ini. Mengapa mama-mama noken yang bisa merajut dan menganyam adalah sesuai kerendahan diri dengan segala tumpuhan perasaan sebelum menghadirkan noken tanpa melakukan perencanaan desain tetapi dibuat secara alami dengan alam pikir dirinya.

Kemahiran kerajinan tangan mama-mama noken di seluruh tanah Papua menggambarkan kehidupan dirinya dengan melalui cara merajut dan/atau menganyam dengan berpijak pada alam. Ketika itu, kemampuan dirinya pun polos untuk terus merajut dan menganyam kehidupan manusia itu sendiri melalui anak-anak yang mereka lahirnkannya.

Pada akhirnya noken dikenal sebagai mata budaya yang terus menuntut dalam kehidupan baik dalam suka dan duka akan bertindak sebagai pelengkap diri yang akan menyatu dan sulit memisahkan antara manusia dan noken yang dikenal hal potensi alam akan menjadi penguat dan perekat hubungan dalam kehidupan sehari-hari dari waktu ke waktu. Kenapa diyakini penguat kehidup sedangkan noken dihasilkan oleh mama-mama noken yang secara fisik mereka lemah lembut, tidak berotot penuh kasih saya dan murah hati secara apa adanya dengan tampil keibuan menjadi satu semangat bersama noken pemersatu kehidupan generasi yang mereka melahirkan dalam mempertahakan keturunan dari suaminya dalam masyarakat hukum adat yang menganut partrilineal di tanah Papua. Kini di pimpin oleh anak-anak mama noken lalu apa sikap mereka dan apa tanggapan mereka dengan eberpihakannya.

Salam Noken kehidupan.
  




Penulis adalah Penggagas & Peneliti Nominasi Noken Papua ke Dunia Internasional atau UNESCO dari Ekologi Papua Institute
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar