Selasa, 21 Januari 2014

Menggunakan Sosial Media, “Antara Positif dan Nagatif”

 Oleh: Jackson Ikomou*)

KATIKA itu pada, Selasa, 21 Januari 2014. Saya mendatangi sebuah warnet yang terletak di jalan raya lengkong besar bermasud untuk onlline jejaring social (Facebook). Ketika masuk, suasana di warnet itu dipadati belasan orang. Rupanya dalam warnet itu tersedia geme Playstation. Kemudian saya masuk diruangan ke-empat. Maka, pada awalnya  saya buka akun facebook. Lalu saya mengunjungi sebuah grup facebook yang namanya “Forum Deiyai News”.

Ketika dibaca beberapa postingan yang telah dipublikasikan, ternyata mengenai ide, gagasan, pendapat dalam grup tersebut  bikin saya kepala pusing. Namun saya mengupdate  status;  ini statusku, “Mahasiswa Mee Yoka telalu egois dan gensi tidak saling hargai antara satu sama dengan yang lain”. Hal ini banyak pengguna yang tanggapi positif maupun negative. 

Sebenarnya; saya bermasud untuk memberikan kesadaran bagi pengguna, agar tidak terjadi perdebatan dalam menggunakan social media. Bagi saya, “ Mau sadar atau tidak sadar kembali pada setiap Individu”.
 “Sebenarnya saya bermaksud untuk mengingatkan kepada setiap kita yang pengguna social media facebook.

Sebab penggunaan sosial media pada saat ini menimbulkan dampak negative dan positif bagi pengguna. Namun ditegaskan kepada para pengguna  social Media perlu mempertimbangkan lebih awal ketika posting sesuatu di jejaring social  Media. Jika mau posting hal yang baik  dan bahkan  untuk membangun bagi, kita perlu diposting. Agar  kami membagi informasi kepada komunikan.

Lebih parah lagi para penguna jejaring social (Facebook) yang menggunakan nama sabaran atau palsu. Kadang mereka  ini menimbulkan perdebatan dalam facebook. Sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh individu lain. mestinya tidak perlu ditanggapi serius semua komentar-komentar yang tulis oleh penggunan facebook yang identitasnya tidak jelas.

Diharapkan, dewasa dalam menyikapi semua pemberitaan yang diedarkan melalui jejaring social bahkan melalu media onlinne. Kadang terjadi pembohongan public. Dan mereka yang publikasi pemberitaan-pemberitaan tersebut identitasnya tidak jelas.

Seperti: Yubi Fourbi yang selalu publikasikan  kinerja UP4B dalam Grup facebook. Dia itu salah satu actor yang mengotori Grup-Grup yang dibuka oleh Generasi Bangsa Papua. Maka disampaikan kepada kitorang semua perlu out pace Yubi Fourbi dari grup-grup yang Ia sudah gabung.

Orang-orang yang identitas tidak jelas, jangan ditanggapi serius atau perlu diblokir dari pertemanan facebook. Seperti, Yubi Fourby yang identitasnya tidak jelas.


Sosial Media Perlu Digunakan Untuk Belajar dan Transpormasi

Kita ketahui bersama bawah keberhasilan masyarakat Mesir menjungkalkan pemimpin diktator yang telah berkuasa selama 30 tahun, Hosni Mubarak, bisa dikatakan sebagai buah kemenangan media sosial.
Aksi jalanan yang kini mengubah peta perpolitikan global di Timur Tengah itu, sedikit banyak tak bisa dilepaskan dengan gerakan yang dirintis melalui dunia maya, termasuk melalui Facebook. 

Dalam sebuah wawancaranya dengan CNN, tokoh kunci gerakan oposisi Mesir yang juga seorang eksekutif Google, Wael Ghonim, mengatakan bahwa semuanya dimulai dari gerakan online. "Revolusi ini dimulai dari Facebook," kata Ghonim. Ghonim yang menjabat sebagai Head of Marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dan tinggal di Dubai UEA.

Ghonim menceritakan, ia memulai gerakan oposisi di Facebook pada Juni 2010. Masyarakat Mesir tentu masih ingat bahwa pada 6 Juni 2011, seorang blogger Mesir bernama Khaled Said tewas mengenaskan karena dianiaya polisi Mesir. 

maka kita perlu belajar tata cara menggunakan social media. agar persoalan yang sedang menimpa Tanah Papua dapat dilihat oleh public Dunia. Sebab, kita sudah ketahui bersama tekait kondisi yang terjadi. 
Bahkan, aksi nyata pun kita terus tingkatkan dalam proses perjuangan ini. Sesuai dengan apa yang kita rasakan, dilihat dan dialami. Lalu dipublikasi hasil kerta nyata yang telah kita lakukan.

Kemudian perlu di pertimbangkan lebih awal, sebab apa yang kita publikasi jangan sampai terjadi pembohongan publik.

Namun dalam hal menggunakan Sosial Media bahkan Media Online. Guru Jurnalisme Sastrawi Indonesia, Andreas Harsono mengatakan, Berpikir dewasa dalam publikasikan berita dalam jejaring Sosial. Sebab ketika diposting akan dikunjungi dari mana-mana bahkan public di Dunia, “Ujar Mantan Direktur Yayasan Pantau itu disela-sela mengajar Jurnalisme Satrawi angkatan 22.

Ketika saya mendengar perkataan  Tuan Andreas saya menyadari, sebab selama ini saya salah satu pengguna jejaring social menggunakan tanpa disadari bahkan tidak pada sasaran tetapi kemaungan sendiri. Sebuah harapan yang disampaikan kepada saya merupakan sebuah bekal dalam menggunakan jejaring Sosial sekarang dan kedepan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar