Jumat, 05 April 2013

LAPORAN KRONOLOGIS KEMATIAN WABAH DAN KELAPARAN DI KABUPATEN TAMBRAUW


“KAMI SUDAH SAKIT LAMA TAPI  PETUGAS KESEHATAN TIDAK PEDULI”

http://image.metrotvnews.com/bank_images/actual/143062.jpg
 Wabah dan Kelaparan di Tambraw. Foto: Ilustrasi (ILS)
Kejadian yang sungguh tragis menimpa rakyat Papua di Kabupaten Tambrauw, dimana manusia yang hidup kini mengalami bencana memilukan. Masalah kesehatan yang menimbulkan kematian tragis tidak diketahui oleh aparat pemerintah Tambrauw sehingga lambat menyelamatkan korban.

Kesakitan masyarakat ini berada di Distrik Kwor, Kampung Jocjoker, Kosefo, Baddei, Sukuwes, Krisnos. Wabah yang terjadi sudah berlangsug lama dari bulan November tahun 2012 lalu, hingga membuat penderitaan kolektif dalam masyarakat. Jenis penyakit yang diderita (busung lapar atau kurang gizi, gatal-gatal) karena ketiadaan pelayanan hingga bulan Februari 2013 menyebabkan kematian di Distrik  Kwor. Kampung-kampung yang dilanda kematian diantaranya: Kampung Baddei 250 orang sakit dan 45 orang meninggal, Kampung Jokjoker 210 orang sakit dan 15 orang meninggal, Kampung Kosefo 75 orang  orang sakit dan 35 orang meninggal.

Dari pendapat masyarakat yang berada di Distrik Kwor, mereka tidak pernah mendapatkan pelayanan. Setiap datang pengobatan ke Puskesmas Bantu (Pustu) di Distrik Kwor, tidak ada mantri atau dokter di tempat, membuat mereka harus berjalan kaki ke Kampung-kampung lain, yang menyediakan pelayanan. Dari penjelasan diaktakan bahwa perjalanan membutuhkan waktu lama dan memberikan kesan bahwa pasien lah justru yang harus mencari dokter.

Dari keterangan Pelayan Gereja di Kampung Jokjoker, kesakitan masal berlangsung sejak bulan November 2012. Mereka sempat mencari pengobatan ke Werur dan sudah ada laporan ke medis di  kampung Bikar & Kampung Werur, namun tidak ada kepedulian, hal yang sama juga disampaikan ke Distrik Sausapor Ibu kota sementara Kabupaten Tambrauw, namun belum ada kepastian bahkan tidak perduli. Masyarakat turun cari pengobatan sendiri dengan berjalan kaki hingga berhari-hari. 

Hingga bulan Ferbuari 2013 kematian terjadi hampir di setiap kampung Distrik Kwor dan berturut-turut, hingga pasien dari Kampung Kosefo yang sakit hampir 12 orang bersama dengan kepala Bamuskam (Badan Musyawarah Kampung) melakukan perjalanan ke Distrik Sausapor dengan menempuh jarak 4 hari hanya untuk berobat di Pustu rawat inap di Distrik Sausapor. Di tempat tersebut informasi kematian baru diketahui pihak medis.

Karena kematian berulang-ulang, masyarakat hidup dalam ketakutan dan keluar dari Kampung Jokjoker lalu pindah sementara ke Bikar, Baddei, Sibi dan sebagian orang di Sausapor. Dari Bikar ke Jokjoker berjalan kaki kurang lebih 1 hari. Sebelumnya, masyarakat sempat datang minta-minta tenaga medis namun tidak ada tanggapan atau respon yang positif.

Pemerintah lambat sekali melakukan pelayananan dan dengan adalasan tidak terjangkau. Mereka baru melakukan distribusi obat-obatan di beberapa titik Kampung Sumbab dan  Kampung Bikar karena penduduknya lebih banyak. Kemudian masyarakat disuruh untuk turun ke Kampung-kampung, tetapi karena banyak yang sakit dan tidak mampu berjalan maka mereka hanya menitipkan surat kepada masyarakat yang kuat untuk memberitahu keluhan penyakinya, kemudian mereka kembali lagi ke kampung dengan membawah obat-obatan yang diberikan oleh dokter yang melakukan pelayanan.

Rekomendasi

1.  Adanya indikasi pelanggaran HAM berat dilakukan Negara dengan pembiaran yang membuat masyarakat menjadi korban
2.   Segera bentuk tim bantuan untuk manusia yang sakit dengan melakukan pengobatan, perawatan dan pelayanan sesegera mungkin

3. Melakukan pendekatan konseling, dan penguatan pisikologis bagi masyarakat yang mengalami kehilangan sanak saudara/i, anak, suami, istrik, adik, kakak, keluarga, marga hingga mencegah trauma yang berkepanjangan.

4.   Segera dibentuk tim investigasi independen untuk melakukan investigasi terkait kasus kematian massal serta pelayanan yang tidak sesuai. 


http://indonesia.ucanews.com/wp-content/uploads/2013/04/Advokasi-Kesehatan-Kabupaten-Tambrauw-058_0001.jpg
Add caption
Data-data korban Kampung Jokjoker
No
Nama Korban
Umur
Katgori
Jenis Kelamin
Asal Kampung
Nama Ayah & Ibu
Ket
1
Domingas Yeblo

Ibu

Jockjoker


2
Bedoh Yeblow
11 thn
Anak

Jokjoker


3
Dorkas Yeror
11 thn
Anak

Jokjoker


4
Martha Yenggren

Ibu

Jokjoker


5
Persila Yenggren

Ibu

Jokjoker


6
Ayu Yeblo
10 thn
Anak

Jokjoker


7
Tdk ada nama

Bayi

Jokjoker

belum ada nama
8
Tdk ada nama

Bayi

Jokjoker

Belum ada nama
9
Bethi Yeblo
10 thn


Jokjoker


10
Tdk ada nama

Bayi

Jokjoker

Blm ada nama
11
Donatus Yerin

Bapak

Jokjoker










Jumlah Korban yang sakit Kampung Jokjoker 210
No
Nama
umur
kategori
Jenis klamin
Kampung
Nama org Tua
Ket
1







2


















Data-data korban Kampung Kosefo 35 orang
No
Nama Korban
Umur
Katgori
Jenis Kelamin
Asal Kampung
Nama orang Tua
Ket
1
Anak 9 orang




Yunus Yekwam & Ibu Anamia Yenjau

*
7 anak

Anak




*
2 bayi

Bayi




2
3 orang




Leo Yesnat & Yuli Yerin

*
1 anak

Anak





2 bayi

Bayi




3
10 orang




Jhoni Yenjau & Yosmina Yesnat

*
2 anak

Anak




*
8 bayi

Bayi




4
1 bayi




Okto Yekwam& Oktovina Yesnat

*
1 bayi

Bayi




5
2 bayi




Nimbrot Yenjau & Adomina Yesnat

*
2 bayi

Bayi




6
2 bayi

Bayi


Yustus Yesnat & Milka Yeblo

*
2 bayi

Bayi




7
Imelda Yesnat


ibu


Meninggal melihirkan 7 bulan
8
1 bayi




Fery Yerin & Agusta Yenggren

*
1 bayi

Bayi





Bayi




Noles Yenjau & Rosita Yekwam

*
1 anak bayi














Total kematian 35 orang dari; (Ibu, anak dan Bayi)








Orang Sakit Kampung Kosefo 75 Orang
No
Nama
Umur
Kategori
Jenis Kelamin
Asal Kampung
Nama Orang Tua
Keterangan
























Data-data korban Meniggal di Kampung Badde ada 45 orang
No
Nama Korban
Umur
Katgori
Jenis Kelamin
Asal Kampung
Ket
1






2






3






Nama Korba Orang sakit di Kampung Badde 250 orang
No
Nama
Umur
kategori
Jenis kelamin
Asal
Ket
1






2








Solidaritas Rakyat Peduli Kemanusiaan

Bovit Bofra
Koordinator

Tidak ada komentar:

Posting Komentar