Foto Ilustrasi |
Semarang, SUARA INDEPENDEN - Forum Komunikasi
Mahasiswa Papua Semarang (FORKOMPAS) ,menyikapi insiden Penembakan di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak
Jaya, Papua yang mengakibatkan tewasnya delapan anggota TNI dan empat warga sipil pada, Kamis 22 Februari
seperti diberitakan melalui beberapa.
Hal ini sampikan oleh Salah satu Aktivis FORKOMPAS Bernardo Boma kepada suaraindependen, Jumat, (23/02). Pukul 13.00 WIB.
Boma menuturkan Dalam Insiden ini kami menyerukan
kepada Pemerintah Pusat, khususnya Presiden Indoensia Susilo Bambang Yodhoyona
(SBY), “jangan sewenang-wenangnya mengirim personil ke Puncak Jaya Papua. Tetapi
perlu ada pertimbangan-pertimbangan dan/atau perlu ada pembacaan situasi di
Puncak Jaya Papua, “ Katanya.
Namun. Lanjutnya, Beberapa media Nasional mengabarkan,
Pemerintah Pusat sudah mengirim 700 personil untuk mengejar oknom pelaku
penembakan di Sinak dan Tingginambut. Maka itu kami dari Aktivis FORKOMPAS menolak
mengirim personil ke Puncak Jaya Papua.
“Stop mengirim personil TNI/PORLI Organik maupun Non
Organik ke Puncak Jaya, Papua. Agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. Karena persolan ini akan mengganggu aktivitas
warga sipil di Puncak Jaya bahkan disetiap wilaya di tanah Papua.
Kami
harap harus ada kenyamanan bagi warga sipil dikabupaten Puncak Jaya,
sekali lagi Kami Forum Komunikasi Mahasiswa Papua Semarang ( FORKOMPAS )
tandaskan
dengan tegas " segerah menarik dan Stop Mengirim Pasukan Khusus
TNI/PORLI Organik
Maupun Non Organik di Puncak Jaya, Papua.
Dan Kami Meminta Pemerintah Indonesia Segera Membuka Ruang demokrasi bagi Rakyat Papua Barat. Untuk Menentukan Nasib sendiri sesuai mekanisme Internasinal.
Penulis : Bernardo Boma
Editor : JI
Aktifis : FORKOMPAS
TLG DI MEDIA KAN WAUWA